banner ramadhan

Pria Rembang Menempuh Kuliah di Semarang Tanpa Kos, Kini Berhasil Menyelesaikan Studi

waktu baca 3 menit
Jumat, 30 Agu 2024 12:49 0 502 Singgih Tri

REMBANG – Mondes.co.id | Seorang pria asal Kabupaten Rembang, bernama Dalilun Najih sedang disorot oleh beberapa media sosial, karena berkat kerja kerasnya ia menyelesaikan study Sarjana (S1) di Kota Semarang, tanpa ngekos.

Najih menempuh program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas PGRI Semarang sejak 2020 lalu. Ia baru saja menggelar sidang skripsi pada Selasa, 27 Agustus 2024.

Lelaki asal Kecamatan Sarang itu pun merasa terkejut karena kisahnya di-spill oleh akun media sosial @cahrembang.official. Di dalam ceritanya, ia disebut selama empat tahun tidak pernah kos, padahal menempuh perjalanan kuliah dari Kabupaten Rembang ke Kota Semarang yang terbilang jauh.

“Cukup excited, tapi ada preasure-nya juga, karena beberapa orang salah faham dengan statement yang saya sampaikan. Nah terkait hal ini sebenernya cukup panjang,” kata pemuda 22 tahun itu saat diwawancarai.

Sejak awal, niatnya berkuliah tetap ingin berbagi waktu untuk menimba pengalaman sebanyak-banyaknya dengan serawung bersama teman-teman di kampus maupun di luar kampus. Bahkan, dengan tidak ngekos juga bisa menjadikannya lebih bijak mengalokasikan biaya hidup kos untuk hal-hal lain, seperti dekat dengan keluarga.

Dirinya pun menceritakan prosesnya selama menempuh perkuliahan sejak mulai masuk hingga saat ini.

“Saya menjadi maba (mahasiswa baru) bertepatan dengan wabah virus Corona waktu itu, bahkan Ujian Nasional dipulangkan karena ada imbauan social distancing. Akhirnya lanjut kuliah selama masih ada Covid-19, dan waktu itu kampus memutuskan untuk mulai dari Poema (Pekan Orientas Mahasiswa) secara daring hingga semester ke-4,” jelasnya kepada Mondes.co.id, belum lama ini.

BACA JUGA :  Suwardi Jadi Ketua DPC Persatuan Artis Musik Dangdut Indonesia Kabupaten Jepara

“Lanjut ke semester 5 hybrid kemudian semester 6 ikut program MSIB daring lagi. Semester 7 ikut Kampus Mengajar, penempatan di Bonjor yang dari rumah hanya lima menit. Semester 8, SKS habis tinggal skripsi, saya laju (pulang-pergi) bimbingan seminggu sekali,” sambungnya menceritakan.

Kini masa pandemi Covid-19 usai, sehingga aktivitas bisa dilakukan seperti biasa. Menurutnya, kendala yang dihadapi selama menjalani perkuliahan tanpa kos yakni mobilisasi, karena harus selalu siap berangkat ke Kota Semarang tiap ada jadwal kelas kuliah. Ia kadang memilih pulang-pergi dari daerah asalnya ke kampus jika kondisi memungkinkan.

“Waktu itu sempat ngekos tapi sering pulang, lebih banyak di rumahnya. Kalau tidak kos kendalanya harus selalu siap untuk berangkat ke Semarang setiap kali ada jadwal kelas. Kebetulan memang ngelaju, sehingga langsung pulang kalau memungkinkan, tetapi beberapa kali nginep di kos teman juga pernah,” ujarnya.

Ia mengaku mendapat dosen yang memberikan jadwal fleksibel, seperti jadwal mulai perkuliahan pukul 09.00 WIB, sehingga ia bisa menempuh perjalanan laju dari Kabupaten Rembang pukul 05.00 WIB.

“Kebetulan dapat dosen yang cukup baik dan selalu bersedia memberikan jadwal yang fleksibel, waktunya bisa dilaju dari rumah. Jujur capek itu pasti, tapi dengan niat yang kuat, semua bisa terlewati sampai saya bisa di titik ini,” katanya dengan rasa bangga.

Selama menempuh pendidikan, ia banyak mengikuti Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang sangat menambah pengalaman, relasi, dan ilmu. Baginya, ilmu akan menunjukkan sebuah tempat yang tinggi, serta pengalaman akan mengarahkan pada jalannya.

“Seperti yang saya tulis di motto skripsi saya ‘lmu akan menunjukkan kita sebuah tempat yang tinggi, dan pengalaman yang akan mengarahkan jalannya’,” pungkasnya.

BACA JUGA :  Pakudjembara Kudu Saling Dukung Pengembangan Wisata di Daerah

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini