PATI – Mondes.co.id | Pada pertengahan tahun 2023, kabar baik melanda Kabupaten Pati. Meski beberapa wilayah mengalami kekeringan yang luar biasa lantaran musim kemarau mengintai, justru hal itu menjadi kabar baik bagi petambak garam di pesisir Bumi Mina Tani.
Menurut catatan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, sejak dimulai panen garam pada Mei hingga bulan ini, terpantau produksi garam mencapai 171.064,31 ton. Capaian ini meningkat bila dibandingkan perolehan tahun 2022 yang hanya 55.000 ton saja.
Menurut Pembina Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan DKP Kabupaten Pati, Ari Wibowo, cuaca sangat mempengaruhi angka produksi garam di Kabupaten Pati, terlebih di tahun ini cuacanya kering. Kondisi tersebut berbeda dengan tahun sebelumnya yang cenderung basah dan kerap hujan. Dengan demikian, menyebabkan lonjakan produksi garam.
“Garam sangat dipengaruhi cuaca terutama sinar matahari. Pada 2022 musimnya cenderung basah, masih sering turun hujan di musim-musim kemarau sehingga produksi garam di Pati jatuh hanya 55 ribu ton saja. Sedangkan di 2023, produksi garam kita merangkak lebih jauh, bahkan di atas 150 ribu ton (target semula). Sampai bulan ini saja mencapai 171 ribu ton,” ujarnya kepada Mondes.co.id, Selasa, 17 Oktober 2023.
Menurut Ari, lonjakan itu terjadi sejak Juli 2023. Kala petambak mulai panen Mei 2023, mereka menghasilkan 560 ton. Sebulan berselang, produksinya naik menjadi 2.140 ton. Menariknya, pada Juli itulah produksi garam naik signifikan menjadi 21,072,79 ton. Ini membuktikan bahwa pengaruh teriknya cuaca kemarau mengakibatkan petambak garam mudah meningkatkan stok garam lokal.
Lebih lanjut, pada Agustus 2023 mencapai 39.225,06 ton. Dan update pada September mencapai 108.066,46 ton. Jumlah tersebut dihimpun dari 21 tambak garam yang tersebar di empat kecamatan.
“Luas tambak garam di Pati ada 2.901,62 hektar. Ada di Batangan (terbesar), Juwana, Wedarijaksa, dan Trangkil,” sebutnya.
Sempat kewalahan manargetkan produksi pada 2022, kini akhirnya bernafas lega. Pihaknya memprediksi jumlah pasokan garam akan bertambah lagi di bulan Oktober 2023 ini, serta memenuhi target. Ia sempat menyayangkan pada 2022 lalu karena target 150 ribu ton tak tepenuhi.
“Kami tak bisa asal memprediksi target, kami perlu melakukan koordinasi dan penyesuaian dengan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) terkait cuaca, apalagi budidaya garam kita sangat bergantung cuaca. Target kami hingga tahun ini capai 200 ribu ton. Di tahun lalu kami kerepotan, yang ditarget 150 ribu, sayangnya jumlah garam hanya 55 ribu saja,” ungkapnya.
Ari memastikan, stok garam di Kabupaten Pati aman hingga beberapa bulan ke depan. Bahkan Kabupaten Pati terkenal kerap memasok garam hingga luar daerah, seperti Semarang, beberapa wilayah Jawa Timur dan Jawa Barat, bahkan ke Sumatera, dan Kalimantan.
“Kami memastikan pasokan garam di petambak maupun di sentra pengolahan aman, karena jumlah garam di sini sudah mecapai 170-an ribu ton. Jika stok menipis maka kami siasati mendatangkan dari luar daerah. Karena di Pati merupakan sentra garam besar, untuk saat ini kami sering memasok ke Jakarta, Semarang, Cirebon, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan,” pungkasnya.
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar