PATI-Mondes.co.id| Pembuangan sampah yang dilakukan di Lapangan Desa Tambahmulyo Kecamatan Gabus terus mendapat kecaman. Hal ini, kembali disampaikan sejumlah warga yang menganggap bahwa tindakan aparatur desa, Camat bahkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sengaja melakukan pembiaran dan membuat wilayah itu menjadi tidak sehat.
Warga meminta agar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Bupati Kabupaten Pati memanggil DLH, dan pihak Desa untuk memberikan teguran terhadap DLH, karena tidak sepantasnya DLH menyampaikan bahwa itu hanya sementara, sedangkan penumpukan sampah yang terjadi sudah hampir 3 bulan lalu, memenuhi seperempat lapangan dan mengeluarkan aroma yang tidak sedap bagi warga sekitar maupun yang melintas.
“DPRD harus berperan, karena tidak seharusnya pihak DLH, mengatakan pembuangan sampah di lapangan itu hanya sementara, padahal itu terjadi sudah 3 bulan lalu, itu artinya DLH tidak paham dengan mekanisme pembuangan maupun pengelolaan sampah,” ungkap Warga Tambahmulyo Sabtu, (7/8/2021).
Sampah-sampah yang dibuang di lapangan Desa Tambahmulyo itu terdiri dari sampah kering dan sampah basah. Penumpukan itupun sesuai informasi sudah terjadi sekitar 3 bulan lalu. Sampah didapat dari beberapa desa yang ada di wilayah Kecamatan Gabus, termasuk sampah hasil pembuangan dari pasar Gabus.
Iroanisnya, sampah dikelola oleh aparatur desa Tambahmulyo yang berstatus Kepala Dusun (Kadus).
“Sementara itu, Sejak tempat pengelolaan sampah PDU Jogan di bangun, dan ini proses sterilisasi sampah yang di lapangan, sementara saya langsungkan di TPA Banyu urip pati,” ungkap Trimo, selaku pengelola sampah yang juga berstatus sebagai Aparatur Desa Tambahmulyo ketika dikonfirmasi melalui pesan whatsappnya.
Sampah-sampah itu, Kata Dia, Didapat dari beberapa desa, dan sampah dari Desa Tambahmulyo hanya sedikit, sementara sampah lainnya didapat dari Desa Penanggungan dan Sugihrejo.
“Gabus hanya sedikit, dan Kita sudah koordinasi dengan Desa, Dinas PU Dan DLH, Semoga tambah manfaat untuk Warga Desa Tambah mulyo dan sekitarnya,” kata Trimo.
Diketahui, Sampah yang menumpuk di lapangan Desa Tambahmulyo menimbulkan aroma yang tidak sedap, bahkan lalat-lalat juga banyak mengitari rumah-rumah warga yang lokasinya tidak jauh dari area tersebut. Kades maupun aparatur desa terkesan melakukan pembiaran tanpa ada upaya untuk mengalihkan sampah yang lokasinya berada di tengah desa.
“Ini sama saja dengan racun, karena selain baunya tidak sedap, banyak lalat yang berkeliaran di area rumah warga yang berada di sekitar,” keluh warga yang berada di sawah saat bincang-bincang dengan media ini.
(Hdr/Mondes)
Tidak ada komentar