SURAKARTA-Mondes.co.id| Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap program desa damai yang digagas Wahid Foundation dan UN Women bisa digabungkan dengan program desa inklusif yang telah berjalan di Jawa Tengah. Sehingga memudahkan proses pembangunan.
Hal itu diungkapkan Ganjar, usai menghadiri dan meresmikan Pilar Perdamaian “The Water of Peace” dan Deklarasi Kelurahan Damai di Tipes, Serengan, Kota Surakarta, Sabtu (9/10).
“Bagus sekali ya, kalau seluruh desa kita bisa bikin kegiatan seperti ini maka insyaallah desa-desa itu akan jauh lebih nyaman, mereka akan rukun dan di desa tipes di solo ini menjadi contoh,” ujarnya.
“Kalau kemudian setiap desa ini bisa kita kerjakan, maka desa-desa akan damai. Kalau damai mikir pembangunannya gampang,” imbuhnya.
Di sisi lain, Ganjar juga menilai program desa damai ini bisa digabungkan dengan program desa inklusif yang telah berjalan di Jawa Tengah. Dengan cara itu, lanjut Ganjar, dia melihat masa depan pembangunan Indonesia yang lebih cerah.
“Kalau itu bisa digabungkan nanti kita tambahi program ini. Maka nanti urusan hubungan antar manusianya beres, mereka aman, mereka seneng, mereka bahagia, mereka tentrem, mesti mbangune enak, karena gotong royongnya biasanya akan kuat sekali,” tandasnya.
Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid sebagai Direktur Wahid Foundation menjelaskan program desa damai ini sudah ada di 30 desa yang 18 diantaranya telah deklarasi. Yenny mengatakan, ada tiga pilar utama yang menjadi bagian dari program desa damai.
“Pertama penguatan ekonomi masyarakat. Jadi ada pelatihan, ngajari masyarakat untuk mengatur cashflow. Kedua adalah penghormatan pelatihan untuk bagaimana kita bisa menghormati perbedaan keyakinan. Ini perlu ada mekanisme di masyarakt. misalnya pencegahan konflik, perangkat desa ngumpulkan siapa. Ketiga peran perempuan, karena ketika dia lebih berdaya maka mereka akan memberi untuk keluaraga dan lingkungan sekitar,” tutur Yenny.
Acara tersebut juga dihadiri perwakilan UN Women yakni Dwi Yuliawati Fais. UN Women merupakan bagian dari organisasi PBB yang bergerak untuk Kesetaraan Jender dan Pemberdayaan Perempuan.
Pembacaan deklarasi desa damai dilakukan oleh tujuh perempuan mewakili warga desa. Selain itu, diresmikan pula pilar perdamaian “The Water of Peace”. Di kesempatan itu, Ganjar dan Yenny Wahid sempat berduet menyanyikan lagu berjudul Pancasila.
Lagu yang dibawakan sebenarnya merupakan teks Pancasila. Namun dilantunkan dengan bahasa jawa dengan nada lagu religi terkenal berjudul Tombo Ati.
(*/Mondes)
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar