Menjalin Harmoni Jawa dan Borneo dalam Denting Sape

waktu baca 2 menit
Jumat, 4 Agu 2023 09:23 0 918 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Nevy Nandika Ibram, seorang seniman muda asal Desa Langgenharjo, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, berkreasi membuat sebuah alat musik tradisional yang jarang dimiliki oleh orang-orang pada umumnya. Ia membuat sape, sebuah alat musik tradisional asal Kalimantan.

Pemuda yang merupakan seniman Komunitas Cah Juwana Pluralitas itu menampilkan mahakaryanya dalam bentuk pementasan di lapak seni Suronan pada Senin, 31 Juli 2023 lalu.

“Alat musik tradisional yang saya mainkan di acara lapak seni kemarin namanya sape. Dan sape ini merupakan alat musik tradisional khas suku Dayak,” ucap Nevy saat dihubungi Mondes.co.id, Kamis, 3 Agustus 2023.

Ia mengaku sudah menekuni bidang seni musik tradisional selama dua tahun.

“Awal mula menggeluti alat musik tradisional ini karena suka, kemudian penasaran cara memainkannya, atau cara pembuatannya dan kemudian aku buat sendiri,” ujarnya.

Ia membuat alat musik pada tahun lalu, tepatnya 8 Oktober 2022. Cara membuatnya dengan menyiapkan kayu nangka sepanjang 133,5 sentimeter, lebar 18,5 dan 23 sentimeter. Tinggi 11 sentimeter dengan berat 9,8 kilogram.

Ia menyatakan bahwa alat musik sape berbentuk seperti burung rangkong. Dryer berasal dari sisa kayu nangka dan bekas gitar akustik.

Senar yang ia gunakan berasal dari sinar gitar akustik. Fretnya terbuat dari rotan, serta pick up dengan G dan B humbecker bekas.

Selain itu, pembuatan sape menggunakan beberapa motif ukiran, seperti burung enggang, bunga terung, dan aksara Jawa.

Dengan adanya sape, ia mengarang sebuah instrumen musik oriental tanpa lirik. Ia juga tengah berusaha mengkombinasikan musik Kalimantan dan musik Jawa.

BACA JUGA :  Harga Daging di Pati Stabil

“Saya masih belajar mengawinkan budaya Kalimantan dan Jawa lewat alat musik tradisional. Dan saya buatnya itu hanya instrumental musik oriental gak ada liriknya,” ucapnya.

Secara fisik sape memiliki bentuk layaknya gitar dan kecapi, terutama dari segi tangga nada. Namun, sape menggunakan tiga sampai empat senar.

“Mirip gitar dan kecapi, tangga nadanya pun hampir sama seperti gitar dan alat musik sejenisnya. Cuma bedanya kalau sape tradisional itu biasanya menggunakan 3-4 senar,” jelasnya.

“Cara memainkannya hampir sama seperti kecapi, memetik dawai untuk menghasilkan nada yang diinginkan, dan bunyi senarnya itu nada do re mi fa sol la si do,” imbuhnya.

Ia sejauh ini sudah pernah tampil di berbagai acara musik di berbagai lapak seni lokal.

Editor: Ahmad Harold

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini