PATI-Mondes.co.id| Pemilihan Ketua Paguyuban Kepala Desa dan Perangkat Desa (Pasopati) Kabupaten Pati, Jawa Tengah yang rencana akan dilaksanakan pada bulan Juli 2021, nampaknya disengaja bakal gagal.
Hal itu menyusul lantaran pengurus Pasopati masih mempertahankan Eko Dwi Totok untuk menduduki jabatan sebagai Ketua Pasopati Kabupaten Pati, sehingga untuk pemilihan Pasopati ditiadakan.
Hal ini membuat mantan Kepala Desa (Kades), yang juga pernah menjadi pengurus Pasopati Slamet Widodo angkat bicara. Menurutnya, Diulur-ulurnya pemilihan Ketua Pasopati atau re organisasi yang seharusnya bisa dilaksanakan pada Juli 2021, karena harus menunggu restu dari Bupati Pati.
“Saya tidak ingin suudzon, siapapun yang dekat dengan penguasa, maka diduga akan direstui, dan selama ini yang saya gadang-gadangkan adalah Sutrisno yang betul-betul pejuang, kalaupun Totok yang saat ini menjabat sebagai Ketua Pasopati, termasuk yang lain terlalu inlander atau menjilat dengan keadaan,” ungkap Widodo Kamis (12/8/2021).
Pria yang akrab disapa om bob itu menilai bahwa dari dulu Pasopati ini tidak pernah mendapat respon yang baik dari pemerintah, khususnya kabupaten pati, padahal organisasi yang dibentuk saat menjelang reformasi ini banyak melahirkan UU Desa dan program yang sampai saat ini dinikmati oleh para Kades.
“Dulu banyak hal yang kita perjuangkan, bahkan tiap kali kita mengajukan sesuatu selalu digembosi oleh camat termasuk bupati, namun ketika UU desa lahir mereka menikmati dan merasakan seperti pahlawan kesiangan,” katanya.
Pasopati adalah embrio dari praja Jateng dan Parade Nusantara, hanya saja sejak di nahkodai Eko Dwi Totok terkesan hanya mementingkan diri sendiri tanpa tahu roh pasopati seperti apa, bahkan Totok hanya mementingkan proposal, proyek, dan produk yang dihasilkan, diduga memiliki unsur pungli yang tinggi.
Saat ini, Lanjut Mantan Kades Wonorejo ini mengaku bahwa Pasopati sudah selesai, tidak ada produk yang bisa dihasilkan, bahkan sejumlah Kades yang tersandung hukum, Pasopati tidak bisa berbuat apa-apa, berbeda dengan dulu ketika ada Kades yang bermasalah, Pasopati selalu menjalin hubungan yang baik, sehingga masalah yang terjadi tidak pernah melebar.
“Kalaupun ada Kades yang bermasalah, kalau harus menjalani proses hukum ya silahkan, hanya saja untuk lintas komunikasi sekarang sangat berbeda, dan Pasopati yang sekarang tidak bisa diandalkan,” sindirnya.
(Hdr/Mondes)
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar