SEMARANG – Mondes.co.id | Jalan perbatasan antara Kabupaten Demak dan Kota Semarang tepatnya di Dukuh Sambung, Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang dikeluhkan warga setempat.
Hal itu lantaran terdapat material urukan pasir dan kerikil yang berjatuhan di ruas jalan tersebut terlihat sejak Kamis, 28 November 2024.
Kejadian ini cukup menarik perhatian warga dan pengguna jalan. Pasalnya, jalur tersebut amat sangat vital sebagai penghubung kedua wilayah Demak dan Semarang.
Apalagi, sebelum-sebelumnya jalur tersebut mulus dengan aspal betonnya yang rapi, tetapi saat kemarin sore, seolah menjadi ancaman bagi pengendara.
Hal ini dikarenakan terdapat material pasir dan kerikil yang diduga jatuh dari truk pengangkut material.
Namun, warga setempat justru acuh tak acuh dan tidak peduli, sehingga amat sangat disayangkan.
Kondisi jalan pun memakan korban pengguna jalan. Seorang pengguna jalan setempat terjatuh karena sepeda motor yang dikendarainya tergelincir hingga membuatnya ambruk.
Saat ditanya, salah seorang warga S (inisial), mengatakan tidak tahu menahu atas kondisi jalan yang memprihatinkan.
Padahal, tepat di depan ladang sawahnya, ruas jalan itu ketumpahan kerikil dan pasir yang banyak.
“Saya tidak tahu itu sejak kapan, dari pagi saya gak tahu saya dari Rowosari ke sini tidak mengerti kapan ada sisa material itu,” ujar warga Kelurahan Rowosari itu.
Ia menyampaikan jika jalanan itu sebelumnya halus dan biasa dipakai buat pemuda-pemudi berkendara melaju kencang. Namun, kejadian ini dia tidak mengetahuinya.
Saat meminta keterangan ke pengguna jalan lain, dikatakan jika warga setempat tidak memiliki rasa kepedulian terhadap situasi yang ada di wilayah tersebut.
Padahal tampak jelas jalanan dikotori oleh sisa material truk, namun mereka mengabaikannya.
“Ini ulahnya siapa seharusnya diatasi dari tadi. Masa tidak ada satupun yang membersihkannya, sangat disayangkan sekali warga sini (Rowosari)?” ujar D, yang merupakan warga Desa Krajan, Kecamatan Mranggen yang melintas jalan itu.
Ia menilai, masyarakat Kelurahan Rowosari terkesan ceroboh dan cuek. Ia menyayangkan sekali situasi itu terjadi serta memandang masyarakat setempat lalai.
Terpantau, lalu lalang warga setempat masih kencang tak peduli jika di jalurnya ada material membahayakan.
“Lebih parahnya, di hari yang sama jalanan tersebut gelap ketika malam hari. Sering dilalui warga saat mau acara,” imbuhnya.
Sebagai informasi, bahwa jalan itu berpotensi membahayakan ketika malam.
Apalagi setiap Kamis, warga setempat banyak yang melintasi ruas tersebut untuk menghadiri agenda religi di Girikusumo. (SN)
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar