Si Cantik Hilda, Mayoret Muda Selalu Tampil Memesona di Setiap Parade

waktu baca 3 menit
Selasa, 18 Feb 2025 08:46 0 277 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Menjadi mayoret merupakan peranan yang sentral dalam setiap kegiatan marching band.

Posisi ini menjadi ikon dari iringan marching band dalam memeriahkan suatu event dengan keindahan koreografi.

Peranan mayoret amat sangat susah untuk dijalankan, maka dari itu perlu sekali untuk berlatih dan menekuni posisi tersebut.

Hal ini dirasakan oleh seorang mayoret muda nan mempesona asal Kabupaten Pati, yakni Hilda, siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Pati itu aktif sebagai mayoret sejak Juli 2024.

Hilda tertarik menjadi mayoret sejak kecil. Kini ia aktif menjadi mayoret di grup Grovy Drum Corps dan Gaung Marching Band.

“Memang dari kecil saya ingin menjadi mayoret dan terwujud ketika SMA. Mayoret merupakan komponen yang tak tergantikan dalam pertunjukan drum band. Selain itu, teknik dan gerakan mayoret yang memukau, maka dari itu saya ingin mempelajarinya,” ungkap si cantik dengan nama lengkap Hilda Zana Yogya Nugrahaini, saat dihubungi Mondes.co.id, Senin, 17 Februari 2025.

Menurut perempuan kelahiran Pati, 25 Maret 2007, menjadi mayoret sangat membanggakan. Dirinya memperoleh banyak pengalaman dan koneksi dengan berbagai pihak.

“Saya sangat senang selama menjadi mayoret, karena dapat relasi yang baik dan menambah pengalaman. Selain itu, juga dapat dikenal sebagian orang,” tutur gadis berusia 17 tahun tersebut.

Sebagai mayoret dalam penampilannya di marching band, ia sudah mengikuti banyak hajat besar seperti Haul Mbah Ronggo Kusumo, Haul Syekh Ahmad Mutamakkin (Mbah Mutamakkin), dan beberapa event karnaval meriah di Bumi Mina Tani, serta di sejumlah acara sekolah seperti Hari Lahir MAN 2 Pati.

BACA JUGA :  Destinasi Wisata Mangrove Jadi Primadona Desa Tluwuk

Hilda ingin mayoret menjadi pilihan para anak muda untuk melatih kepercayaan diri dan kerja sama.

“Sebenarnya belum ikut kompetisi, tetapi saya sering ikut Haul Mbah Ronggo, Haul Mbah Mutamakin, Haul di Bagangan maupun Pesucen, dan Harlah MAN 2 Pati. Harapan saya marching band terutama mayoret, dapat menjadi sarana untuk mengembangkan generasi muda yang lebih kreatif, inovatif, dan berani. Sehingga dapat mempromosikan nilai-nilai kebersamaan, kerja sama, dan kepercayaan diri,” ujar wanita dengan senyum indah tersebut.

Bagi dirinya, tantangan untuk menjadi mayoret cukup kompleks, mulai dari kekuatan, ketahanan, dan keseimbangan. Ketahanan fisik yang baik dalam memutar tongkat sangat penting di peranan ini.

“Bermain stick mayoret memerlukan kekuatan dan ketahanan fisik yang baik, terutama untuk mengangkat dan memutar tongkat. Mempertahankan keseimbangan yang baik selama pertunjukan, terutama saat melakukan gerakan yang kompleks,” jelas perempuan perempuan asal Desa Kalikalong.

Ia pun menyampaikan kesulitan selama mengasah kemampuan sebagai mayoret. Pasalnya, tidak mudah baginya untuk berproses menjadi mayoret handal, Hilda harus mengoordinasikan seluruh anggota tubuh, mengontrol tongkat, dan mempertahankan postur badan.

“Kesulitannya mengoordinasikan gerakan, karena harus mengoordinasikan gerakan tubuh, lengan, dan tongkat dengan irama musik dan gerakan. Kemudian mengontrol tongkat dengan baik termasuk mengangkat, menurunkan, dan memutar tongkat dengan presisi dan ketepatan. Kesulitan berikutnya, mempertahankan postur yang baik dan tegak selama pertunjukan,” terangnya.

Ia menuturkan jika banyak kesan yang ia peroleh dari tampil sebagai mayoret.

Awalnya memang merasa grogi, lambat laun ia percaya diri hingga mampu tampil di berbagai acara besar.

“Pertunjukan pertama saya sebagai mayoret sangat berkesan, walaupun saya merasa sangat gugup, tapi ketika saya mulai bermain, saya merasa sangat percaya diri dan bebas. Saya pernah tampil di acara besar seperti haul, itu sangat membuat saya bangga menjadi bagian dari acara tersebut,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Ratusan SK PPPK Bidang Kesehatan Diserahkan

Berkat menjadi mayoret marching band, ia dapat mengembangkan diri secara fisik maupun mental di usianya yang masih terbilang belia ini.

“Selama menjadi mayoret, saya membangun persahabatan yang erat dengan anggota tim lainnya seperti keluarga dan selalu mendukung satu sama lain. Dan menjadi mayoret membantu saya mengembangkan diri, baik secara fisik, mental, maupun emosional sehingga menjadi lebih percaya diri, disiplin, dan kreatif,” imbuhnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini