Membina Pendidikan Non Formal Penuh Dedikasi sebagai Pamong Belajar

waktu baca 4 menit
Jumat, 1 Nov 2024 12:45 0 258 Singgih Tri

REMBANG – Mondes.co.id | Dunia pendidikan selalu dihuni berbagai macam bentuk, termasuk bentuk pendidikan di luar formal seperti halnya sekolah umum.

Adapun lembaga pendidikan yang bergerak memfasilitasi masyarakat di luar sisi formal melalui program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), penyetaraan Paket B dan C, serta kursus-kursus tertentu.

Program itu menjadi tanggung jawab oleh pamong belajar dalam menjalankan tugasnya menyamaratakan hak berpendidikan semua kalangan.

Program tersebut diemban oleh Sanggar Kegiatan Belajar (SKB).

Dengan penuh dedikasi di dunia pendidikan, seorang pamong belajar harus melebur dengan masyarakat beragam latar belakang, seperti halnya yang dirasakan oleh seorang pamong belajar asal Kabupaten Rembang, Avira Kristin Mahadewi.

Ia mengaku berkesan dengan pekerjaaan sebagai pamong belajar, karena sempat tidak menyangka bisa berdedikasi untuk generasi bangsa.

“Saya sangat bersyukur bisa diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) terutama di SKB Rembang, karena merupakan satuan pendidikan non formal yang memiliki banyak program yaitu PAUD, kesetaraan Paket B dan C, hingga kursus. Sehingga sehari-hari saya tidak hanya monoton mengajar di kelas, juga saya diberi kesempatan berjumpa dengan peserta didik spesial dengan berbagai latar belakang,” tutur wanita lulusan Universitas Negeri Semarang (UNNES) tersebut.

Di samping itu, ia terkesan dengan jobdesk di SKB Kabupaten Rembang yang dijalani. Avira mengemban tugas sebagai pamong belajar kesetaraan Paket B dan C, pamong belajar kursus tata busana, dan pamong belajar di desa binaan instansi.

“Enaknya bekerja di SKB Rembang seperti di sini tidak hanya program kesetaraan B dan C, tetapi juga ada program PAUD dan kursus, juga ada program binaan dengan desa, sehingga tidak monoton mengajar di kelas. Kami juga terjun di lapangan untuk identifikasi peserta didik dan kebutuhan masyarakat sekitar di bidang pendidikan,” urainya kepada Mondes.co.id pada Jumat (1/11/2024).

BACA JUGA :  Ratusan Mahasiswa UIN SATU Tulungagung Tuntaskan KKN di Durenan

Tentu, ketika berada di SKB Kabupaten Rembang, Avira berharap bisa menjalankan amanah dengan baik hingga masa pensiun selayaknya abdi negara.

Ia berupaya melaksanakan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sebaik-baiknya melayani masyarakat dan menjalankan aturan perundang-undangan, serta norma yang berlaku.

“Harapan saya menjadi PNS di SKB Rembang semoga saya bisa amanah hingga saya pensiun nanti, menjalankan tupoksi saya sebagai pamong belajar dengan sebaik-baiknya, melayani masyarakat dengan maksimal dan menaati segala norma yang berlaku di masyarakat. Apalagi PNS masih menjadi jabatan yang didambakan oleh sebagian besar orang Indonesia,” tutur wanita yang memiliki pembawaan semangat dan ceria itu.

Di sisi lain, dirinya menceritakan bahwa pekerjaan sebagai pamong belajar jauh dari cita-citanya. Pasalnya, saat itu ia mempunyai planning untuk bekerja di suatu tempat usai lulus kuliah, akan tetapi, rezeki membawanya menjadi seorang PNS di Kabupaten Rembang.

Atas restu dari keluarga, Avira lolos menjadi PNS setelah melalui tahapan seleksi di tahun 2020 lalu.

Sejak ia lulus kuliah pada 2019 dengan IPK 3,87, karirnya berjalan mulus. Bahkan, hingga sekali mendaftarkan diri di seleksi CPNS, langsung mampu melesat mengungguli pesaing lainnya.

“Sebenarnya saya belum punya cita-cita pasti, saat itu dipikiran saya setelah lulus S1 bekerja, bekerja, dan bekerja. Ternyata Tuhan memberikan saya kesempatan untuk menjadi PNS di SKB Rembang. Waktu itu tuntutan orang tua tidak boleh bekerja di tempat yang jauh, sehingga memutuskan untuk mengikuti pendaftaran CPNS di Rembang,” ujar gadis yang berdomisili di Rembang Kota tersebut.

Menjadi PNS di usia muda merupakan dambaan bagi setiap orang, fenomena ini menjadi kebanggaan para orang tua. Apalagi ditempatkan di lokasi strategis, instansi unggulan, dan bertemu dengan rekan kerja yang supportif. Hal inilah yang membuat Avira nyaman di posisinya sekarang.

BACA JUGA :  Waduh, Hacker Judol Slot Gacor Sasar Situs Kampus

“Respons keluarga saya pastinya bersyukur, karena saya diterima CPNS di usia muda dan dengan sekali tes saja, dan juga bersyukur karena ditempatkan di SKB Rembang. Awalnya saya merasa takut dan canggung bekerja dengan para senior, tapi setelah bekerja bertahun-tahun, saya merasa nyaman dan akrab dengan senior saya, mereka semua sudah seperti keluarga sekaligus sahabat saya, yang membagikan pengalaman mereka,” ucap perempuan 27 tahun itu.

Tantangan demi tantangan Avira lalui selama mengemban profesi ini. Ia kerap memacu seseorang agar lebih bersemangat lagi belajar dan melek pendidikan.

“Kendala yang dihadapi, kurangnya pengalamanku untuk menangani peserta didik yang tidak memiliki semangat belajar. Kadang ada sekitar 10 sampai 20 peserta didik yang saya hadapi, saya berupaya agar mereka bisa mendapat pendidikan layak,” pungkas peraih wisudawan terbaik Fakultas Teknik UNNES tersebut pada 2019 silam.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini