Peringati 1 Muharram, Warga Srikandang Gelar Manganan Pager Gesek

waktu baca 2 menit
Minggu, 7 Jul 2024 14:12 0 585 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Masyarakat Desa Srikandang, Kecamatan Bangsri mempunyai tradisi unik memperingati 1 Muharram. Mereka berkumpul bersama menggelar tradisi Manganan Pager Gesek.

Tradisi Manganan Pager Gesek dilaksanakan Minggu (7/7/2024) di Punden Baleromo. Mereka berbondong untuk memperingati 1 Muharram (1 Suro).

Tradisi Manganan Pager Gesek ini merupakan tradisi 2 tahunan yang dilaksanakan warga, dengan berkumpul bersama membawa Pager Gesek yakni nasi lengkap dengan lauk pauk, ditambah dengan Gesek (gimbal ikan asin) yang dijepit menggunakan bambu.

Acara dimulai dengan tabuhan kentongan di Punden Baleromo. Dilanjutkan dengan tahlil, maulidho hasanah, doa, dan makan bersama.

Sebelum acara manganan dilaksanakan, pada malam harinya para warga melakukan doa bersama di punden tersebut.

Petinggi Desa Srikandang, Ahmad Shohib mengatakan, Gesek yang dijepit memiliki filosofi, zaman dulu serba kekurangan dan keterbatasan.

“Makanya Geseknya di jepit biar kebagian satu-satu dan tidak rebutan,” ucap Shohib.

Tradisi Manganan Pager Gesek ini tidak hanya diikuti warga Desa Srikandang saja, melainkan berbagai desa seperti Kancilan, Papasan, dan Tengguli juga turut hadir dalam acara tersebut.

“Tidak kurang dari 400-500 warga yang hadir,” kata dia.

Dalam tradisi ini, setiap warga membawa kurang lebih 25 pager gesek, ada yang dimakan di sini setelah didoakan. Ada pula yang dibawa pulang, supaya yang di rumah ikut merasakan berkahnya.

Manganan Pager Gesek ini menjadi salah satu tradisi warga yang dipercaya dapat melindungi dari segala hal buruk yang akan datang.

“Selain itu, tradisi ini menjadi salah satu wujud syukur warga atas rahmat, karunia, kesehatan, dan hasil bumi Desa Srikandang,” kata dia.

BACA JUGA :  Pergunu Minta Guru NU di Jepara Masuk Daftar Pendidikan Profesi

Menurut Cipto Miharjo (63) salah satu sesepuh desa menceritakan sejarah kuno yang berkembang di masyarakat.

Pager Gesek memiliki makna keamanan, dari segi biting yang dibuat untuk menjepit Gesek itu, dulu ada kaitannya dengan kebutuhan kaum petani sebagai pagar yang melindungi dari serangan hama.

“Makanya bambu atau bitingnya itu bisa dibuat jimat keselamatan bagi sebagian orang yang percaya,” kata dia.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini