Longsor Dua Tahun Lalu, Jalan Penghubung Kayen-Tambakromo di Kendeng Apa Kabar?

waktu baca 2 menit
Rabu, 10 Jan 2024 17:58 0 716 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Ruas jalan yang menghubungkan dua kecamatan, yakni Kayen dan Tambakromo kini sudah mulai mendapat perhatian dari pemangku kepentingan.

Titik ambrolnya jalan berada di Desa Purwokerto, Kecamatan Kayen, yang mana berbatasan langsung dengan Desa Pakis, Kecamatan Tambakromo.

Sebagai informasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati akan mengusulkan bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana, guna perbaikan jalan yang sempat longsor pada akhir 2022 lalu.

Kepala BPBD Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya menyampaikan, untuk memperbaiki ruas jalur longsor itu, segera ditindaklanjuti dengan laporan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Saya harus meluruskan bahwa kami (BPBD Kabupaten Pati) tidak ada anggaran atau biaya tanggap darurat. Kalaupun ada, kegiatan tanggap darurat hanya untuk kegiatan pemenuhan kebutuhan logistik pangan, sebagai kebutuhan dasar,” paparnya saat dikonfirmasi, Rabu, 10 Januari 2024.

Menurutnya, dana bantuan tanggap darurat dari BPBD tidak sanggup untuk membiayai perbaikan jalan kabupaten di Desa Purwokerto yang longsor beberapa tahun lalu.

Pasalnya, menurut perhitungannya kisaran Rp9 sampai Rp10 miliar untuk penanganan jalan yang dimaksud.

“Jadi dana tanggap darurat yang ada di BPBD Pati tidak sebesar itu. Apalagi itu menurut perhitungan Rp9 sampai Rp10 miliar, sangat besar bagi kami. Anggaran kami pun tidak sebesar itu,” ucap pria yang biasa dipanggil Budi.

Sebelumnya, BPBD Kabupaten Pati sudah berusaha mengajukan bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana. Tapi, usulan itu tidak terwujud dikarenakan penanganan jalan sudah dialihkan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes).

BACA JUGA :  Meski Tak Dijuluki Kota Santri, Ternyata Pati Miliki Ratusan Pondok Pesantren Terbaik

“Jadi pada waktu itu, oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Purwokerto, jalan yang longsor ini kemudian dibuat jalur alternatif. Kalau saya tidak salah, jalur yang dibuat itu masuk lahan miliknya Perhutani, kemudian diperbaiki, diperbaiki dari sumber APBDes atau keuangan desa,” ungkapnya.

Pasca perbaikan, jalan yang dilalui oleh masyarakat Pegunungan Kendeng untuk melakukan aktivitas kembali ringsek, alhasil perlu perbaikan.

“Akhirnya jalan ini rusak lagi. Nanti upaya kami adalah mengajukan permohonan ke BNPB, lewat hibah rehablitasi dan rekonstruksi untuk penanganan jalan di Beketel-Maitan (nama desa paling terkenal di Pegunungan Kendeng),” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini