PATI-Mondes.co.id| Ketua Solidaritas Paguyuban Kepala Desa dan Perangkat Desa (Pasopati) Kabupaten Pati, Dwi Toto, dinilai tidak ada keberanian dalam mengakomodir segala keluhan para Kepala Desa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Pasalnya, kepemimpinannya terkesan hanya mementingkan individu atau kelompok kecil.
“Keluhan para kades menganggap bahwa Totok belum bisa mengakomodir kepentingan dan keluhan para kades, karena dengan kondisi sekarang banyak kewenangan kades yang terpangkas,” ungkap Kepala Desa Pagerharjo Kecamatan Wedarijaksa Iwan kepada wartawan, Selasa (8/6/2021).
Sejauh ini, sebagai Ketua Pasopati, Totok juga tidak bisa membawa aspirasi pemerintahan desa, justru ia banyak mengakomodir kepemimpinan di tingkat Kabupaten, padahal sebagai koordinator seharusnya bisa menerima masukan, tapi yang terjadi hanya memberi masukan, sehingga terkesan tidak ada penyeimbang antara Pemdes dengan Pemkab.
“Tidak ada keseimbangan antara Pemdes dengan Pemkab, karena Totok tidak bisa menjadi koordinator, artinya Totok ini terlalu “Sendiko Dawuh” (penurut, red), kepada semua pengambil kebijakan,” katanya.
Totok bukannya tidak layak, hanya saja selama menduduki posisi sebagai Ketua Pasopati, tidak ada rapot yang jelas, artinya sebagai koordinator belum bisa memberikan konstribusi kepentingan Kades se Kabupaten Pati.
“Jadi bagi saya tidak ada rapot yang jelas buat Totok sebagai Ketua Pasopati,” cetusnya.
Disinggung soal informasi bahwa akan dilaksanakan deklarasi untuk Persiapan pemilihan Ketua Pasopati, Iwan mengaku akan dipelajari dulu soal dasar hukum dan AD ARTnya sebuah organisasi, apabila tidak sesuai dengan kondisi perkembangan jaman maka harus ada perubahan.
“Yang jelas akan dicermati dulu untuk melihat AD/ART yang sudah berjalan, apakah sesuai atau tidak, kalau tidak akan dirubah lebih baik,” pungkasnya.
(Hdr/As/Mondes)
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar