PASANG IKLAN DISINI

Dilanda Kekeringan, Kerbau Kehilangan Tempat Berkubang

waktu baca 2 menit
Kamis, 12 Okt 2023 11:31 0 244 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Kerbau di Jepara mulai kehilangan tempat berkubang karena sungai yang biasa dimanfaatkan untuk berkubang (mandi) mengering, disebabkan kemarau panjang yang melanda Kabupaten Jepara.

Pada musim kemarau, banyak kerbau milik warga yang tidak lagi bisa berkubang. Hal ini dikarenakan debit sungai Serang Wulan Drainase (SWD) II di Kabupaten Jepara kian menipis. Hal ini sebagaimana di Desa Gerdu, Kecamatan Pecangaan. Hingga, Kamis 12 Oktober 2023, terpantau debit airnya semakin berkurang. Seiring dengan kemarau yang masih panjang, terpantau di titik terdalam hanya berkisar 2 Meter.

Bagi seorang peternak Kerbau, Arifin (42), SWD II menjadi andalan mencukupi kebutuhan hewan ternak. Mulai dari memandikan, makan, dan juga minum. Namun, selama tiga bulan terakhir, volume air tidak mengalami perkembangan.

“Jika dirunut, kekeringan sudah terjadi sejak awal Agustus kemaren. Hari demi hari, air di sungai kian surut. Di beberapa titik, ditemukan ikan mati kekeringan,” papar Arifin kemarin.

Disampaikan, bencana kekeringan tahun ini, belum seberapa. Tahun 2019 lalu, sampai membuat kelimpungan sejumlah peternak Desa Gerdu dan sekitarnya. Sebab, mesti menggunakan pompa air untuk mandikan kerbau. Para peternak menyedot air dari sumur untuk dialirkan ke sungai SWD II yang sudah diberi bendungan kecil untuk menahan air. Setiap hari, kerbau akan dimandikan sebanyak tiga sampai empat kali.

Selain untuk mandi hewan, setali tiga uang guna minum hewan ternak. Setidaknya, satu drum besar sehari merupakan satu porsi minuman bagi kerbau-kerbau milik Arifin. Jadi menurutnya, lebih efektif di sungai ketimbang di peternakan. Karena pompa air diperoleh dari menyewa, maka seluruh peternak dikenakan iuran sebesar Rp20 ribu untuk ambil air di sumur untuk dialirkan ke sungai. Sedikitnya, 70 peternak tergabung dalam sistem pemandian ini.

Baca Juga:  Berlangsung Selama Ramadan, Polisi di Jepara Gelar Patroli Saur Bareng Warga 

“Jaraknya lumayan, dari sumur ke sungai berkisar 100 meter. Agar sungai penuh dengan air, membutuhkan waktu 24 sampai 48 jam. Sumurnya pun sumur umum, jadi bebas dipakai peternak juga diperbolehkan,” ujar dia.

Informasi dari Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah atau Jateng, memprediksi bahwa bulan Oktober 2023 merupakan puncak dari kekeringan dan diperkirakan awal November berangsur mulai hujan.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini