Kopi Lelet Asal Rembang, dari Tradisi Lokal Menuju Pasar Nasional

waktu baca 3 menit
Selasa, 17 Jun 2025 13:11 0 77 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Kisah sukses Kopi Lelet Pandawa asal Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, menjadi inspirasi bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia.

Berawal dari semangat melestarikan tradisi minum kopi pesisir, produk UMKM ini kini tak hanya menembus pasar nasional, tetapi juga berhasil meraup omzet fantastis mencapai puluhan juta rupiah per hari.

Merambah Penjuru Nusantara

Tidak hanya dikenal di Rembang dan sekitarnya, melainkan telah merambah kota-kota besar di Jawa Tengah seperti Blora, Pati, Kudus, Jepara, Demak, hingga Tuban Jawa Timur.

Kehadiran E-commerce menjadi salah satu kunci utama yang memungkinkan untuk menjangkau pasar lebih luas, bahkan hingga ke Provinsi Jawa Barat, Kalimantan, dan Bali.

Kesuksesan ini tidak lepas dari peran penting Rumah BUMN PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) di Kabupaten Rembang (RB Rembang) yang dikelola oleh anak usahanya, PT Semen Gresik.

Sejak bergabung dengan RB Rembang pada tahun 2020, Kopi Lelet Pandawa di bawah kepemilikan Mohammad Totok Wahyudi, mencatatkan pertumbuhan bisnis yang signifikan.

“Dahulu, saya hanya berangkat dari semangat ingin menjaga tradisi minum kopi di pesisir Kabupaten Rembang. Namun, setelah bergabung dengan RB Rembang, kami mendapatkan banyak pelatihan, peluang untuk promosi, hingga perluasan jejaring usaha, yang justru membuat saya lebih termotivasi untuk terus melangkah maju,” ujar Totok.

Dirinya memulai usaha kopi ini pada Oktober 2019 dengan modal awal Rp25 juta.

Berbekal alat sangrai kopi sederhana, Totok awalnya hanya mengenalkan kopi racikannya kepada kerabat dan memasarkannya secara mandiri di toko kelontong serta pasar tradisional.

BACA JUGA :  BLT Rp3,804 Miliar Disiapkan untuk Ribuan Pekerja Pabrik Rokok Jepara

Kini, dengan dibantu 14 orang karyawan yang merupakan warga Desa Sedangagung, usahanya mampu menghasilkan 2.100 bungkus per hari.

Dengan kualitas premium dan racikan otentik tanpa campuran seharga Rp19 ribu per bungkus, produk kopi asal Rembang ini sukses meraih omzet Rp30 juta per hari.

Bantuan dari RB Rembang tidak hanya terbatas pada pelatihan administratif dan manajemen bisnis, tetapi juga pada penguatan branding dan perluasan pasar melalui digital marketing, yang secara signifikan memperkuat daya saing produk.

“Alhamdulillah, banyak sekali manfaat yang saya rasakan semenjak menjadi bagian dari RB Rembang. Bahkan, kami dibantu membangun jaringan dengan sesama pegiat UMKM,” tambah Totok.

Mahreyni, perwakilan dari SIG, menegaskan bahwa kepedulian terhadap UMKM melalui pendampingan dan pembinaan yang dilakukan terus untuk melahirkan pengusaha sukses yang berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi daerah dan pembukaan lapangan pekerjaan.

“Sejak beroperasi pada 2020, Rumah BUMN SIG di Rembang telah mendampingi 495 UMKM naik kelas yang diikuti dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 1.869 orang. Pencapaian ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan lapangan kerja dan mendorong kewirausahaan, serta pemerataan ekonomi, dan pemberantasan kemiskinan,” pungkasnya.

Kisah Kopi Lelet Pandawa menjadi bukti nyata bagaimana sinergi antara semangat wirausaha lokal dan dukungan berkelanjutan dari pihak pembina dapat menciptakan dampak ekonomi yang luar biasa.

Editor; Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini