PATI – Mondes.co.id | Akademisi sebut aksi main hakim yang menyebabkan nyawa melayang di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Kamis (6/6) lalu, adalah salah satu indikasi jika kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum (APH) mengalami penurunan.
“Masyarakat tidak percaya dengan APH. Itu yang terjadi di Pati. Saya sendiri tidak percaya. Karena banyak perkara yang mangkrak dan tidak ada penyelesaian secara tuntas. Maka tegakkan hukum. Terutama kejahatan massal,” kata Akademisi hukum pidana dari UKSW Salatiga, Nimerodi Gulo, Selasa (11/6/2024).
Selain itu, ada sejumlah tolok ukur yang membuat massa beringas, hingga berujung pada tindakan main hakim. Baik, faktor internal maupun eksternal.
“Terjadi peristiwa pidana ada berapa faktor. Pertama faktor ekonomi. Banyak pengangguran yang hari-harinya tidak ada kerjaan, sehingga melampiaskan dengan kejahatan,” sambungnya.
Selain itu, ia menilai bahwa penegakan hukum yang tak maksimal, juga membuat seseorang atau kelompok orang nekat melakukan tindakan kekerasan.
Penegakan hukum yang lemah mengakibatkan orang tak jera saat melakukan tindakan yang mengarah ke pidana.
“Jauh yang penting adalah kalau penegakan hukum benar-benar ditegakkan, akan jauh efektif mengurangi tindak pidana. Yang menjadi persoalan banyak perkara yang tidak cepat ditangani, sehingga berlarut-larut,” bebernya.
Kurang maksimalnya penegakkan hukum ini, membuat masyarakat kurang percaya dengan kinerja APH. Imbasnya, tindakan main hakim terjadi.
Pria yang juga praktisi hukum di Pati ini, menaruh harapan besar kepada aparat untuk menindak secara serius tindak pidana apapun.
“Maka kami berharap pimpinan Polresta Pati menyikat tindakan pidana segera. Tentunya tidak hanya main sikat, tapi juga sesuai prosedur,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar