PATI-Mondes.co.id| Proyek pembangunan pusat daur ulang sampah yang berlokasi di Desa Tambahmulyo Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Jawa Tengah terancam terbengkelai.
Pasalnya, Proyek yang dikerjakan melalui APBD Kabupaten Pati dan melekat di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021, dengan anggaran Rp 700 juta lebih dikerjakan dengan ala kadarnya.
Amatan media Selasa (3/8/2021), Proyek yang dikerjakan oleh CV Tiga Serangkai dan dimulai 17 Mei 2021, dan harus bisa diselesaikan pada 13 Agustus 2021, atau 90 hari kalender dipastikan tidak akan selesai tepat waktu, karena sesuai informasi para tukang yang mengerjakan jarang datang untuk menyelesaikan proyek tersebut.
“Proyek itu belum selesai, karena tukang-tukang yang mengerjakan jarang datang, dan kemungkinan proyek itu tidak bisa selesai tepat waktu,” ungkap salah satu warga Desa Tambahmulyo yang berada di sekitar lokasi tersebut, Selasa (3/8/2021).
Menanggapi hal itu, Lan, salah satu ketua rombongan pekerja proyek pusat daur ulang sampah ketika dikonfirmasi melalui pesawat selulernya mengaku bahwa proyek itu jarang dikerjakan karena ada kendala pembayaran dari pihak rekanan.
Dirinya mengaku sejak proyek itu mulai dikerjakan sudah 1,5 bulan ia bersama rombongannya tidak kerja karena terkendala dengan pembayaran.
“Memang jarang kerja, karena terkendala dengan pembayaran dari pihak rekanan, saya tidak masalah, cuma pekerja-pekerja saya ketika mengharapkan pembayaran namun tidak dikasih,” katanya.
Setiap kali pembayaran, Lanjut Lan, selalu dicicil, dan tidak tepat waktu, sehingga untuk memenuhi kebutuhan para tukang selalu tidak cukup. Pihak rekanan beralasan ketika ditanya selalu berdalih menunggu pencairan dari pihak bank, sehingga untuk pekerjaan hanya bisa dilakukan seminggu 2 kali, dan pembayaran yang diberikan juga tidak bisa mencukup kebutuhan.
“Terakhir kami kerja hari sabtu, sebenarnya saya masih ingin kerja, cuma tukang-tukang saya yang sudah terlanjur kecewa, karena pembayaran tidak bisa diharapkan tepat waktu,” ujarnya.
Sesuai target, proyek tersebut tidak akan bisa selesai sampai tepat waktu, meskipun itu dikerjakan sampai 20 orang, bahkan sampai kerja lembur. Kepala Dinas DLH Purwanto juga sudah menghubungi untuk menanyakan kenapa para tukang ini tidak mau kerja, hanya saja sesuai alasan bahwa para tukang ini tidak akan kerja apabila tidak dibayar atau pembayarannya dicicil.
“Kadis sudah menghubungi saya, menanyakan kenapa libur, jawab kami karena tidak dibayar, sehingga para tukang ini tidak mau kerja, dan sesuai penyampaiannya Kadis juga sudah membuat Surat Peringatan (SP), bahkan juga sudah dilaporkan ke Bupati,” jelas Lan meniru pernyataan Kadis.
Dari hasil koordinasi dengan pegawai DLH Ragil, bahwa besok (Rabu, red), para tukang akan diganti, namun itu tidak masalah, yang penting para tukang yang bekerja sebelumnya bisa dibayar.
“Saya masih ingin kerja, kalau mau dilanjutkan dengan tukang lain ya silahkan, selama ada anggaran, saya tidak ada masalah, cuma tukang-tukang saya yang kecewa, karena ketika pembayaran diharapkan, namun tidak dikasih,” tandasnya.
(Hdr/Mondes)
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar