Misteri Pulau Seprapat, Kisah Dampo Awang, Datok Lodang, dan Petapa Sakti

waktu baca 2 menit
Minggu, 20 Nov 2022 02:45 0 3115 mondes

PATI – Mondes.co.id | Pulau Seprapat yang berlokasi di Desa Bendara, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, memiliki segudang misteri dan cerita yang menarik untuk ditelaah.

Darnawi, warga sekitar mengatakan, dahulu saat Pulau Seprapat masih terpisah dengan daratan utama, ada seseorang musyafir yang bernama Dampo Awang singgah di pulau tersebut.

“Konon Dampo Awang meninggalkan seperempat harta kekayaannya di pulau. Sehingga dinamakan pulau Seprapat,” ujarnya saat berada di Makam Pulau Seprapat, Sabtu malam 19 November 2022.

Selain itu, Darnawi menuturkan, di pulau yang sama ada sebuah makam keramat. Pesarean tersebut, tak lain adalah tempat persemayaman terakhir Mbah Lodang Datuk.

“Mbah Lodang Datuk adalah salah seorang penyebar agama Islam di Juwana. Dan diakhir hayatnya, beliau dimakamkan di sini,” jelasnya.

Tidak sampai di situ, Darnawi mengungkapkan, Pulau Seprapat juga memiliki budaya tutur lainnya. Seperti kisah seorang pertapa sakti yang mengasah ilmu kanuragan di sana.

Pada masa silam ada seorang pertapa yang mendapatkan pusaka sakti, setelah berhasil melakukan semedi di Pulau Seprapat.

Setelah berhasil mendapatkan pusaka, sang pertapa mencoba pusaka sakti itu untuk memotong ular.

Hebatnya, pusaka ini mampu menyatukan bagian yang terpotong kembali normal seperti sedia kala. Dengan cara menempelkan pusaka ke benda yang terbelah. Bagian yang disatukan akan pulih seperti semula dan hidup lagi.

“Saat itu, pertapa melakukan percobaan yang kedua yakni, memotong kepala adiknya dan percobaan pertama berhasil,” ujar Darnawi.

Lantaran masih sanksi dengan apa yang dilihat dan rasakan. Adik pertapa itu, meminta kakaknya (pertapa) untuk memamerkan kesaktiannya lagi.

BACA JUGA :  CT Ajak Sambut Muscab Peradi Semarang Dengan Senang Hati

“Namun pada percobaan yang kedua gagal, kepalanya adiknya malah hilang. Setelah lelah mencari dan khawatir adiknya meninggal,” terangnya.

Pertapa itu kemudian mencari kera dan memotong kepalanya. Selanjutnya kepala kera itu, disatukan ke bagian tubuh adiknya.

“Adik pertapa pun hidup lagi. Hanya saja karena tak mungkin kembali ke kampung. Manusia berkepala kera itu memilih tinggal di Pulau Seprapat dan menjaga harta Dampo Awang,” ungkapnya.

Darnawi mengemukakan, saat ini Pulau Seprapat terkenal sebagai destinasi wisata religi bagi umat Islam. Selain memiliki keindahan alam dengan pohonnya yang rindang. Di pulau ini, wisatawan bisa melihat aktivitas nelayan Juwana yang ramah.

“Di Pulau Seprapat itu terdapat daya tarik tersendiri yaitu adanya makam sebagai wisata religi yang dikerumuni pohon-pohon tua yang tumbuh subur, di makam itu buka 24 jam dan tidak di tarik tiket masuk sepeser pun,” pungkasnya. (Tg/Dr)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini