TRENGGALEK-Mondes.co.id| Sejak turun surat edaran dari pemerintah pusat terkait penutupan destinasi wisata secara nasional, pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Trenggalek pun tetap melaksanakan kegiatan terstruktur kedinasan. Baik itu kegiatan rutin maupun program lain yang sudah direncanakan sebelumnya.
Beberapa diantaranya, perawatan fasilitas umum di lokasi wisata, pembinaan kepada para pelaku usaha diseputar bidang kepariwisataan, memastikan penerapan standar protokol kesehatan (prokes) sebagaimana kewenangan pada bidang-bidang yang diampu serta melakukan langkah-langkah strategis dalam mewujudkan alternatif potensi lain.
Hal tersebut, sesuai yang disampaikan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek, Sunyoto saat di konfirmasi Mondes.co.id bahwa walaupun destinasi wisata ditutup akan tetapi untuk fungsi bidang lain tetap bekerja semaksimal mungkin.
“Yang diurusi Disparbud bukan hanya destinasi wisata, jadi kami dan rekan-rekan juga masih terus bekerja sesuai tugas serta fungsi OPD (Organisasi Perangkat Daerah),” sebut Sunyoto, Kamis (27/5/2021).
Ditambahkannya, saat ini pihak Disparbud sedang berkonsentrasi pada progres mewujudkan salah satu cita-cita Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin yakni realisasi seratus Desa Wisata.
Dalam rangka mengimplementasikan hal tersebut, dirinya telah membentuk beberapa tim guna mempercepat akselerasi. Dan, “Tim-tim ini secara periodik sudah bergerak mendatangi desa-desa dimaksud agar percepatan benar-benar terwujud,” imbuhnya.
Menurut mantan Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga itu, pada prosesnya seluruh desa akan didatangi untuk dilakukan ‘profiling’ (pemetaan sumber daya). Ditargetkan selama tiga tahun kedepan sudah benar-benar mampu diwujudkan 100 Desa Wisata. Hasilnya, sejauh ini sudah ada 35 wilayah yang dinilai oleh tim memang layak memang berpotensi besar.
“Semua desa (152 desa) di datangi dan dilihat oleh tim, sedangkan di tahun 2021 ini telah terverifikasi sekitar 35 desa potensial,” ujarnya.
Disinggung mengenai antusiasme dari desa mengenai hal dimaksud, Sunyoto menjelaskan jika sambutannya sangat baik. Bahkan, beberapa spot potensi yang selama ini belum muncul dan diketahui publik secara luas diperlihatkan oleh masyarakat untuk dikembangkan secara profesional.
“Yang dikembangkan bukan hanya bidang wisata alam saja, namun peluang lain seperti wisata budaya, ekonomi kreatif di desa-desa juga. Nantinya Disparbud tetap melakukan fasilitasi dan pendampingan, seperti ‘branding’, pemasaran, peningkatan SDMnya atau lainnya,” pungkas pria ramah asli dari Kecamatan Munjungan ini.
(Heru/Mondes)
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar