Pak Yoean, Guru Multitalent dan Seorang Musisi Lokal Pati

waktu baca 3 menit
Selasa, 30 Des 2025 11:30 0 44 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Seorang guru idealnya memiliki berbagai keahlian di bidang pengetahuan dan keterampilan.

Hal ini tercermin pada diri Yoean, guru pengajar siswa kelas II di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pati Lor 02.

Selain menjadi guru, Yoean dikenal sebagai musisi kenamaan asal Kabupaten Pati.

Kiprahnya di dunia musik sudah melanglang buana di kawasan regional, bahkan sudah memiliki grup band sendiri dengan genre SKA.

Keahliannya ini menghantarkannya berkarya di dunia musik, tanpa harus meninggalkan profesi utamanya sebagai guru SD.

Kerap kali ketika mengajar, dirinya menghibur anak didik maupun warga sekolah dengan nyanyian, kreasi musik, ataupun penampilan yang menghibur.

Bakat tersebut diakuinya sudah ada sejak remaja.

Sebelum menjalani profesi sebagai pengajar, ia sudah berkarir lebih dulu di dunia musik.

Lalu, mengembangkan skill ketika menjadi mahasiswa.

“Jadi musisi sebenarnya jauh sebelum jadi guru, waktu itu masih kuliah di Solo sering main musik bareng teman-teman kuliah, main di kampus-kampus atau event-event lain di Solo. Pulang ke Pati vakum main musik karena menikah,” ucapnya saat diwawancarai, Rabu, 31 Desember 2025.

Lebih lanjut, pada 2017 ia mulai kembali bermusik lagi.

Bersama teman-temannya, ia pun kembali manggung sana-sini.

“Mulai tahun 2017 waktu itu sudah menjadi guru, ada beberapa teman yang mengajak bermain musik lagi sampai sekarang,” ujar pria yang kini tinggal di Desa Tambaharjo, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati.

Ia dikenal sebagai guru yang ramah dan suka berbagi kepada siapapun, termasuk berbagi ilmu untuk anak didiknya.

BACA JUGA :  Berprestasi, Pocil Polresta Pati Raih Juara Lomba se-Jateng

Kerap kali, Yoean mengasah bakat siswa-siswi yang punya minat di dunia musik, terbukti sejumlah siswa yang akan lomba didampingi dan dilatih sepenuh hati.

“Saya menularkan bakat yang saya kuasai ke anak-anak yang ikut lomba. Untuk tipsnya jangan pelit-pelit untuk membagikan apa yang kita kuasai ke orang lain, apalagi untuk anak didik kita,” tutur lelaki yang menghabiskan masa kecilnya di Desa Sambirejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati itu.

Di antara dua job yang ia jalani, ia sangat bijak membagi waktu antara memposisikan diri sebagai guru di instansi pendidikan, maupun menjadi personel grup band.

Pagi hari, ia berjibaku dengan buku, bolpoin, spidol, dan papan tulis dengan balutan seragam dinas.

Lalu di malam hari ia bergelut dengan microphone, sound system, alat musik, dan gemerlap cahaya panggung dengan balutan kaos skena.

“Prioritas utama tetap mengajar, jadi hanya di luar jam kerja saya bisa bermain musik. Biasanya di jam malam atau hari Minggu atau hari libur saya terima job bermain musik,” jelasnya.

Sebagai guru, ia harus melakukan pekerjaan dengan ikhlas dan bertanggung jawab untuk mencerdaskan peserta didik.

Di balik sosoknya yang berwibawa, Yoean bangga menjadi seorang guru yang disayangi murid-muridnya bagaikan seorang bapak.

Menurutnya, guru harus profesional dalam menjalankan kewajibannya menjadi pendidik.

Dalam dirinya, bukan hanya memahami nada dan irama, tetapi juga memahami karakteristik murid-murid yang banyak tingkah.

“Kadang guru tidak hanya mengajar tapi mendidik, melindungi, dan bertanggung jawab penuh terhadap anak didiknya. Kita harus dekat dengan mereka dan mengenal karakter masing-masing murid,” jelas guru yang sudah mengajar sejak 2005 lalu.

Perlu diketahui, Yoean merupakan seorang guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati.

BACA JUGA :  Sekda Pati Ingatkan Desa-desa Jangan Terlena dengan Penanganan Stunting

Ia sempat menjadi guru honorer di sejumlah sekolah, mulai dari SDN Karaban 02, SDN Karaban 03, SDN Karaban 04, SDN Tlogoayu, SDN Plumbungan, dan SDN Pati Lor 03 yang kini regrouping dengan SDN Pati Lor 02.

Sebelum menjadi guru kelas, ia awalnya pengajar Bahasa Inggris.

Kemudian pada Februari 2022 ia diangkat sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Ia bangga menjadi guru berkat motivasi yang datang dari dirinya, keluarga, hingga orang sekelilingnya.

“Sebenarnya sejak awal cita-cita tidak menjadi guru, tetapi dorongan orang tua dan orang-orang di sekitar yang menjadikan saya memantapkan tujuan menjadi guru SD. Sebelumnya saya kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, dan sempat menjadi guru Bahasa Inggris,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini