Minat Masyarakat Beternak Tinggi, Pembibitan Sapi di Rembang Terkendala Anggaran

waktu baca 2 menit
Kamis, 21 Nov 2024 13:01 0 152 Supriyanto

REMBANG – Jawa Tengah | Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, telah lama dikenal sebagai salah satu sentra pembibitan sapi berkualitas di Indonesia.

Potensi ini didukung oleh populasi sapi yang cukup besar dan minat peternak lokal dalam mengembangkan usaha mereka.

Namun, di balik potensi besar ini, terdapat sejumlah tantangan yang menghambat perkembangan sektor peternakan sapi di Rembang, salah satunya adalah keterbatasan anggaran.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Rembang, Lulu Rofiana, mengungkapkan bahwa populasi sapi di Rembang pada triwulan kedua 2024 mencapai angka yang cukup signifikan, yakni 153.003 ekor.

Angka ini menunjukkan tingginya minat masyarakat dalam beternak sapi.

“Rembang memang dikenal sebagai salah satu kabupaten penghasil bibit sapi. Sapi yang dibibitkan di sini umumnya dijual ke luar kota,” ujar Lulu.

Proses pembibitan sapi memang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggemukan sapi.

Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan anakan sapi yang siap jual bisa mencapai satu tahun atau lebih.

Selain itu, biaya produksi yang tinggi juga menjadi kendala bagi peternak.

“Pembibitan jauh lebih mahal dan memakan waktu lebih lama. Paling cepat setahun, sedangkan penggemukan hanya sekitar 4 bulan,” jelas Lulu.

Salah satu tantangan terbesar dalam pembibitan sapi adalah deteksi birahi. Jika deteksi birahi tidak dilakukan dengan tepat, maka proses perkawinan akan tertunda dan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan anakan sapi akan semakin lama.

Meskipun pembibitan sapi menjadi fokus utama peternak di Rembang, namun potensi pengembangan industri pengolahan daging sapi juga sangat besar.

BACA JUGA :  Oknum Jukir Tidak Sopan, Dishub Minta Video dan Laporkan

Beberapa kelompok peternak telah mencoba melakukan inovasi dengan mengolah daging sapi menjadi produk olahan seperti abon. Namun, upaya ini masih dalam skala yang kecil.

“Kelompok peternak sapi di Rembang banyak, namun inovasi pengolahan daging seperti abon belum dalam lingkup besar. Kebanyakan masih mengonsumsi daging segar,” ungkap Lulu.

Dengan potensi yang besar dan dukungan dari pemerintah, sektor peternakan sapi di Rembang diharapkan dapat terus berkembang.

Namun, perlu adanya upaya yang lebih serius untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada, terutama terkait dengan keterbatasan anggaran.

Dintanpan Rembang berharap, ke depannya dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sapi di daerah tersebut.

Selain itu, pihaknya juga akan terus mendorong para peternak untuk melakukan inovasi dalam pengolahan produk turunan dari daging sapi, sehingga nilai tambah dari sektor peternakan dapat semakin meningkat.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini