Petani Jaken Gunakan Varietas Padi Umur Pendek, M 70 Jadi Andalan

waktu baca 2 menit
Sabtu, 28 Jun 2025 15:08 0 108 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Petani di Kecamatan Jaken mayoritas menanam padi varietas yang berbeda dengan wilayah kecamatan lain di Kabupaten Pati.

Mereka pilih menanam padi varietas M 70, daripada wilayah lain yang menanam Inpari 32.

Alasan petani Kecamatan Jaken menanam padi varietas M 70 lantaran berumur pendek, sehingga semakin cepat untuk dipanen.

Mengingat, kondisi pertanian di wilayah tersebut tadah hujan, sehingga pola tanamnya harus menyesuaikan ketersediaan air yang ada.

Menurut Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Jaken, Suyono, petani mengejar waktu untuk masa tanam, kemudian mereka juga mencegat waktu selama budi daya olah lahan.

Selanjutnya, petani menunggu momentum yang tepat untuk panen agar berjalan lancar.

Setelah itu, petani segera menggarap lahan lagi untuk musim tanam berikutnya.

Menurutnya, petani tidak bisa menunggu waktu untuk tanam serentak dengan yang lain.

“Varietas M 70 dipilih karena mengejar air, makanya kita bisa tanam tiga kali. Kondisi ini murni tadah hujan, petani pilih yang umur pendek,” ujarnya saat diwawancarai Mondes.co.id, Sabtu, 28 Juni 2025.

Memandang varietas Inpari 32, ia mengutarakan jika masa hidupnya lebih panjang, sehingga secara otomatis butuh waktu yang lama untuk menghasilkan produksi.

Walaupun dengan M 70 petani menghasilkan produksi yang cenderung sedikit, ketimbang Inpari 32.

Perlu diketahui, padi varietas M 70 bisa panen dengan jangka waktu 75 hari.

Sedangkan, pada Inpari 32 membutuhkan waktu 105 hari.

“Kalau Inpari 32 lebih dari 100 hari lamanya, susah. Yang penting petani sini bisa panen yang penting menguntungkan,” ucapnya.

BACA JUGA :  SDN Pati Lor 03 Diwejang Pembuatan Eco Enzyme, Alam Makin Lestari

Memang hasil produksi dengan kondisi yang minim bulir, akan tetapi petani merasa beruntung lantaran ongkos produksinya tidak terlalu mahal.

Ia mengatakan bahwa dibandingkan dengan ongkos produksi di daerah lain, di Kecamatan Jaken memiliki rasio yang menguntungkan bagi petani setempat.

“Secara keuntungan kita untung daripada Karangwage Kecamatan Trangkil karena di sana sewa lahan, butuh modal pestisida, pupuk non subsidi semua. Kalau secara analisa usaha tani lebih masuk keuntungan sini biarpun produktivitas rendah, tapi keuntungannya pas,” ungkapnya.

Perlu diketahui, musim tanam berikutnya akan berlangsung pada Oktober mendatang.

Pada varietas M 70, petani dalam sekali panen per hektar mampu raih 6 sampai 7 ton.

“M 70 rata-rata sekitar 6 sampai 7 ton. Itu sudah termasuk tinggi dengan harga sekarang mereka untung,” tandasnya.

Editor; Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini