PATI – Mondes.co.id | Akhir tahun merupakan saat yang tepat untuk quality time bersama dengan keluarga.
Bahkan momen akhir tahun identik dengan acara kumpul-kumpul bareng sanak-family.
Berbagai acara penting identik dengan akhir tahun, di antaranya peringatan Hari Natal dan perayaan tahun baru atau disebut Nataru.
Suasana itu pun berdampak pada meningkatnya kebutuhan konsumsi masyarakat, sehingga banyak dari mereka yang memasok berbagai kebutuhan pokok, salah satunya telur.
Larisnya telur di akhir tahun merupakan hal wajar, karena masyarakat banyak yang meminati kebutuhan pokok tersebut.
Bahkan di Kabupaten Pati, harga telur sampai mengalami penurunan semenjak Nataru.
Hal ini diungkapkan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati ketika melaporkan catatan harga barang pokok hari ini, Kamis, 2 Januari 2025.
“Kenaikan minat telur terjadi sejak menjelang tahun baru karena hari raya untuk kebutuhan masak dan kebutuhan merayakan tahun baru. Hari biasa paling naik Rp500 sampai Rp1.000, lalu turun lagi,” ucap Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disdagperin Kabupaten Pati, Kuswantoro kepada Mondes.co.id ketika ditemui di ruangannya.
Perlu diketahui, harga telur ayam ras sekarang berada di angka Rp30.000 per kilogram. Harga ini turun sejak sebelum Natal, tepatnya 24 Desember 2024. Saat itu harganya Rp31.000 per kilogram.
Di setiap kondisi memang harga telur fluktuatif, walau hanya Rp1.000. Beberapa bulan yang lalu, Kuswantoro menyebut bahwa harga telur hanya Rp26.000 per kilogram.
“Harga telur ayam ras naik, lalu telur ayam buras (ayam kampung) lebih mahal. Kalau harga telur ayam petelur (ayam ras) di angka Rp30.000 hingga Rp31.000 per kilogram. Sedangkan harga telur ayam kampung biasanya Rp52.500 per kilogram,” ungkapnya.
Ketika harga telur ayam ras menurun, maka tidak dengan harga telur ayam kampung yang stabil sejak bulan Desember 2024, di angka Rp52.500 per kilogram.
Kuswantoro memastikan bahwa stok telur di pasar aman.
“Kemarin harga telur mulai naik Rp30.000 karena faktor penggantian induk, kan perlu waktu, sehingga mendatangkan dari Kabupaten Blitar. Sehingga harganya naik, kalau sudah produktif lagi, turun lagi,” tandasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar