Mahasiswa Sejarah Unnes Kunjungi Reservoir Siranda, Mengenang Perjuangan dr Kariadi

waktu baca 2 menit
Sabtu, 7 Des 2024 16:00 0 398 Dian A.

SEMARANG – Mondes.co.id | Mengenang sekaligus menelusuri peristiwa pertempuran Lima Hari di Semarang tahun 1945, belasan mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Semarang (Unnes) melakukan napak tilas di Reservoir Siranda, Semarang.

Para mahasiswa diminta merekonstruksi peristiwa sejarah yang menelan banyak korban jiwa, termasuk tokoh dr. Kariadi yang diabadikan sebagai nama rumah sakit di Semarang.

Dosen Sejarah Unnes Dr. Nina Witasari mengatakan, kegiatan ini merupakan lawatan mahasiswa S1 Ilmu Sejarah Unnes, terkait peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang yang selalu dikenang.

“Kemarin kami mendatangi reservoir Siranda (tempat penampungan air) dan sejumlah tempat lainnya terkait peristiwa pertempuran Lima Hari di Semarang, sebagai projek belajar siswa,” kata Nina, Sabtu (7/12/2024).

Dikatakan Nina, selain Lawang Sewu dan kawasan Tugu Muda, salah satu yang menjadi pemicu terjadinya peristiwa heroik  itu adalah Reservoir Siranda.

Reservoir ini adalah bagian dari penyebab pertempuran lima hari di Semarang yang tidak boleh dilupakan.

Diceritakan Nina, kala itu dr. Kariadi mendengar bahwa Reservoir ini akan diracun oleh pihak Jepang.

Kemudian, ia berangkat menuju ke lokasi Reservoir.

Namun, dalam perjalananya, ia diserang dan ditembaki oleh tentara Jepang dan gugur sebagai pahlawan bangsa.

Jenazahnya ditemukan di Jalan Pandanaran.

Meskipun kala itu, sang istri drg. Soenarti telah mencegahnya untuk pergi karena suasana yang sangat membahayakan, tetapi dr. Kariadi berpendapat lain.

Dr. Kariadi kala itu menjabat sebagai Kepala Laboratorium Pusat Rumah Sakit Rakyat (Purasara).

BACA JUGA :  Kapal Terparkir di Muara Sungai Juwana Segera Diatasi, DKP Turun Tangan

Sehingga, ia mempunyai tanggung jawab besar akan keselamatan masyarakat Semarang yang sedang terancam.

“Kami ingin mengetahui aliran Reservoir ini sampai ke mana alirannya. Kenapa dr. Kariadi sampai sekonsen itu untuk mencari tahu bahwa Reservoir ini akan diracun,” kata dia.

Kemudian, Berita gugurnya dr. Kariadi menyulutkan kemarahan warga Semarang. Terjadilah pertempuran yang meluas ke berbagai penjuru kota. Korban pun berjatuhan di mana-mana.

Reservoir Siranda berada di Jalan Diponegoro, Semarang.

Reservoir inilah yang menjadi salah satu pemicu terjadinya perang Lima Hari di Semarang tanggal 15 hingga 19 Oktober 1945.

Bangunan Reservoir Siranda, sampai sekarang masih berfungsi sebagai tempat penampungan air sebelum didistribusikan ke pelanggan air.

Reservoir diperkirakan dibangun tahun 1912 oleh pemerintah Belanda. Sedangkan sumber airnya berasal dari daerah Gunung Pati.

Reservoir Siranda mengalirkan airnya ke daerah Semarang Kota, seperti daerah Simpang Lima, Jalan Pemuda, Kota Lama, serta kawasan Pelabuhan lama Mberok Semarang.

Editor: Mila Candra 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini