PATI – Mondes.co.id | Seluruh kawasan Desa Karangrowo dalam sepakan tergenang banjir. Area permukiman penduduk, sekolah, masjid, jalan, balai desa dan lahan pertanian terkena dampak genangan banjir yang melanda wilayah Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati sejak Kamis (14/3/2024) lalu.
Menurut warga setempat, Trisno Utomo, seluruh areal persawahan milik petani tenggelam oleh adanya terjangan banjir yang berlangsung cukup lama. Atas kejadian itu, tanaman padi yang telah berumur 30 hari pun mulai membusuk alias puso.
“Kami sudah selesai musim tanam. Persawahan untuk saat ini semua totalnya jadi puso, umur padi 30 hari,” ujar pria yang akrab disapa Tris kepada Mondes.co.id, Rabu (20/3/2024).
Diketahui, luas lahan pertanian yang tergenang di Desa Karangrowo, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati mencapai 25 hektar. Ketinggian air yang merendam tanaman padi di sawah setinggi 1 meter. Sampai berita ini dibuat, banjir belum juga meninggalkan desa tersebut, hanya surut beberapa sentimeter saja.
Pria yang juga merupakan perangkat desa setempat berharap warga Desa Karangrowo memperoleh bantuan berupa asuransi pertanian imbas ladang mengalami puso. Sejak 2023 lalu, pihaknya sudah mengajukan permohonan asuransi pertanian guna meringankan beban petani yang merugi akibat puso.
Sayangnya, sampai sekarang pengajuan itu belum ada titik terang. Padahal menurutnya, kesepakatan memperoleh asuransi sudah mereka terima dari presiden secara langsung.
“Harapan kami sebenarnya ada program asuransi, tetapi ada kendalanya. Pada 2023 pengajuan kami sampai sekarang belum ada titik terang. Padahal kami sudah serah terima dengan presiden di Pekalongan beberapa waktu lalu,” ucapnya.
Pihaknya sudah membayar premi asuransi, akan tetapi hak memperoleh asuransi pertanian belum juga diperoleh. Dirinya mempertanyakan komitmen dari pemerintah lantaran belum menerima dana asuransi.
“Entah kenapa sampai banjir lagi ini belum ada realisasi, dana belum bisa kami terima? Kalau memang tidak dibayarkan kami menuntut, kami harapkan hak kami terima karena itu hak kami semua,” tegasnya.
Ia mengaku, keberadaan asuransi membantu petani terutama pengadaan bibit. Pasalnya, pasca terkena banjir belum lama dari musim tanam, mereka merasa sedih sehingga bibit baru mereka butuhkan.
“Semoga segera direalisasikan buat beli bibit dan lain-lain,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar