Pasokan Air Tak Layak Konsumsi, Warga Terdampak Kekeringan: Air Terasa Asin

waktu baca 2 menit
Selasa, 12 Sep 2023 17:48 0 772 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Bulan September 2023 ini nampaknya Kabupaten Pati mengalami klimaks krisis air bersih. Beberapa wilayah, seperti Jakenan, Jaken, Gabus, Winong, Kayen, dan Pucakwangi merasakan kondisi yang sama.

Selain itu, warga juga merasakan kelangkaan air bersih yang bukan hanya lantaran kekeringan, tetapi kondisi air yang terasa asin. Beberapa wilayah mengalami kondisi tersebut.

Desa Gebang, Kecamatan Gabus merupakan salah satu desa yang mengalami masalah tersebut. Menurut keterangan yang disampaikan oleh Ketua RT 02/RW 04, Joko, kondisi kandungan air yang ada di desanya tidak layak untuk digunakan. Pasalnya, air terasa asin sehingga dikhawatirkan membahayakan kesehatan.

“Kondisi air di sini asin, terutama di musim kemarau yang panjang ini,” ucapnya saat mengatur warganya menerima bantuan air bersih.

Selama ini, warganya kesulitan memenuhi kebutuhan rumah tangga karena kelangkaan air bersih. Bahkan sumur yang tersebar di desa tersebut sudah kering.

Kendati demikian, warganya membuat sumur bor untuk mencari titik sumber air yang ada. Sayangnya, air yang dikeluarkan terasa asin, tak layak untuk dikonsumsi.

“Sumurnya kering, tetapi setelah mengebor sumur baru. Airnya malah asin,” imbuh Joko saat diwawancara Mondes.co.id, beberapa waktu lalu.

Menurut Joko, sudah dua bulan lamanya, warga Desa Gebang mengandalkan bantuan dari berbagai pihak. Selama ini pihaknya telah menerima bantuan air dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati dan relawan.

“Sudah dua bulanan. Dari BPBD dan dari komunitas relawan ini bantuan kami terima,” ujarnya.

BACA JUGA :  Serah Terima Jabatan, 4 Pejabat Polresta Pati Baru

Pada kesempatan tersebut, dirinya mengomando warganya untuk tertib mengambil air yang didistribusikan oleh relawan. Warga berbondong-bondong membawa jerigen, galon, bahkan ember untuk mengambil air bersih dari semburan truk tangki.

Air tersebut akan digunakan warga untuk berbagai keperluan, seperti mandi, mencuci, dan memasak.

“Ada 50 KK di RT kami. Mayoritas berprofesi sebagai petani. Air digunakan untuk memasak, mandi, dan mencuci,” imbuhnya.

Ia berharap bantuan terus datang kepada warganya yang dihantam kekeringan panjang.

“Semoga banyak yang memberikan bantuan.

Selain itu, kondisi dirasakan warga Desa Ngastorejo Kecamatan Jakenan juga sama seperti warga Desa Gebang. Bahkan menurut Parnoto yang merupakan Sekretaris Desa Ngastorejo, sejumlah Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) menghasilkan air yang tak layak konsumsi.

Bahkan ia menuturkan air Pamsimas hanya bisa untuk mencuci dan mandi saja.

“Sejumlah Pamsimas sudah tak berjalan sesuai fungsinya. Airnya terasa asin, sehingga tidak bisa dipakai masak. Hanya untuk cuci baju, cuci piring, kadang kalau kepepet buat mandi,” jelasnya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini