JEPARA – Mondes.co.id | Tarian Purbakala situs Patiayam membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pemajuan Musuem dan Pelestarian Cagar Budaya di Wilayah Pakudjembaran 2024.
Tarian purbakala ini diberi judul Tari Kaprasida Situs Patiayam. Kaprasida sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti pelestarian.
Tarian yang dimainkan oleh lima gadis cantik ini, menceritakan upaya Pelestarian situs Patiayam yang menjadi kearifan lokal di pegunungan Patiayam.
Dalam tarian ini, menceritakan perjalanan penemuan fosil dan artefak di situs Patiayam, serta spirit siswa dalam kesadaran diri untuk melanjutkan warisan dan melestarikan situs bersejarah tersebut.
Kegiatan Asosiasi Museum Indonesia Daerah (Amida) wilayah Pati, Kudus, Demak, Jepara, Rembang, Blora, dan Grobogan, digelar di Aula Museum Jenang Kudus, Kamis (18/7/2024).
Hadir Ketua Pengurus Daerah Amida Jateng Puji Joharmanto, Anggota DPRD Provinsi Jateng, sekaligus Dewan Penyantun Amida Wilayah II Pakudjembaran Setya Budi Wibowo, Ketua Pengurus Amida Wilayah II Pakudjembaran Sancaka Dwi Supani.
Ketua Harian Pakudjembaran Sancaka Dwi Supani mengatakan, FGD ini sekaligus untuk mengumpulkan data dari berbagai unsur masyarakat budaya untuk mendapatkan wawasan yang mendalam mengenai permuseuman dan cagar budaya.
“Sekaligus untuk merumuskan kebijakan dan strategi mengenai museum dan pelestarian cagar budaya,” kata dia.
Anggota DPRD Provinsi Jateng Setya Budi Wibowo mengatakan, untuk pelestarian museum dan cagar budaya, harus melibatkan berbagai stakholder. Mulai dari eksekutuf, legislatif, pemangku kebijakan, pengelola, juga masyarakat yang peduli peninggalan cagar budaya.
“Bagaimana kita membuat cagar budaya kita, tidak hanya bernilai sejarah tapi bernilai ekonomis,” kata dia.
Ada beberapa tantangan saat ini, yaitu anggaran, literasi, kerusakan alam dan manusia. Juga kurangnya Sumber Daya Alam (SDM) yang terlatih.
Wilayah Pakudjembaran, kata Setya Budi memiliki potensi yang luar biasa mengenai Cagar budaya. Seperti halnya Kudus dan Jepara dan berpotensi untuk diangkat ke taraf internasional.
“Berharap agar, museum dan cagar budaya ini, menjadi penting dan menarik bagi generasi di masa mendatang,” kata dia.
Kepala Museum Kartini Jepara Iwan Nugroho mengatakan, FGD ini sangat penting untuk saling memberikan masukkan, sesama pengelola museum, yang ada di wilayah Pakudjembaran.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar