PATI – Mondes.co.id | Tepat di wilayah perbatasan antara Kabupaten Pati dengan Kudus, terdapat sebuah industri olahan bekatul. Bukan hanya menjualnya saja, namun juga memproduksi bekatul dari bahan bakunya, yaitu gabah.
Alivian (27) selaku penerus usaha tersebut mengatakan bahwa keluarganya telah menjalani bisnis bekatul selama puluhan tahun. Dengan segala dinamika, ia bersama keluarga masih melangsungkan usaha yang jarang dilakukan oleh sebagian orang di era sekarang.
“Kalau menjalankan usaha produksi dan jualan bekatul sudah lama. Bahkan sebelum saya lahir usaha ini sudah berjalan,” katanya kepada Mondes.co.id, Senin (29/4/2024).
Ia menjelaskan bahwa sebagian masyarakat masih berminat dengan bekatul untuk pakan hewan ternak. Pasalnya, kegunaan bekatul bisa menjadi pemasok nutrisi ternak ketika rerumputan tidak ada, sehingga hewan ternak akan tetap sehat lantaran makanannya terpenuhi.
“Kebanyakan konsumen membeli untuk keperluan pakan ternak. Laris ketika musim kemarau, karena tidak ada rumput untuk makan ternak,” ungkap wanita tersebut.
Menurutnya, harga bekatul sangat variatif dan cenderung berubah-ubah, kondisi ini menyesuaikan musim. Ia mengungkap bahwa musim kemarau jadi momentum yang tepat untuk menjual bekatul karena peternak kekurangan rumput untuk pakan hewan peliharaan.
Selain itu, sulitnya mencari konsumen juga jadi faktor naiknya harga bekatul. Dirinya menjual bekatul dalam partai besar, kadangkala memproduksi sendiri untuk dijual, maupun menjual dari hasil memasok tempat lain.
“Harga Rp2 ribu sampai Rp3 ribu per kilogram, tergantung musim dan itu gak bisa dijadikan patokan. Harga bisa naik-turun bergantung pada kondisi kesulitan mencari konsumen,” ujar Alivian.
Ia menyebut, rata-rata sekali pembelian mampu 8 hingga 9 ton bekatul. Pihaknya berupaya menyediakan pasokan bekatul yang cukup guna memenuhi permintaan konsumen. Apabila permintaan tidak mencukupi, pihaknya bekerja sama dengan produsen lain untuk memenuhi permintaan konsumen.
“Pembeli biasanya datang dari partai besar sekitar 8 sampai 9 ton. Kalau ada yang beli, tapi stok kurang maka saya alihkan ke tempat lain. Masalahnya, biasanya memang terjadi ketika kekurangan karena permintaan tidak sesuai stok kami, jadinya kan saya ambil dari tempat lain,” paparnya saat diwawancarai.
Bukan hanya dari dalam kota saja, pelanggannya juga datang dari luar Bumi Mina Tani. Sejauh ini, pembeli terjauh dari Mojokerto, Jawa Timur.
Bekatul sendiri diolah dari hasil penggilingan gabah. Apabila ingin mencari bekatul dengan kualitas terbaik, maka dapat datang ke Desa Jambean, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, yang mana merupakan salah satu lokasi diolahnya bekatul wilayah Kabupaten Pati.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar