PATI – Mondes.co.id | Awal tahun baru Islam/Muharram atau biasa masyarakat Jawa menyebut Suro, berbagai event daerah pun diselenggarakan, seperti sedekah bumi maupun hajatan.
Kondisi ini menyebabkan masyarakat cenderung konsumtif membeli berbagai kebutuhan pokok, salah satunya tempe.
Di Kabupaten Pati sendiri, merayakan Suro dengan menggelar berbagai acara hajat di kampung, serta brokohan di tempat ibadah. Mereka pasti tak pernah ketinggalan menyediakan tempe sebagai salah satu lauk paling diminati, karena harganya murah dan kandungan proteinnya tinggi.
Walau banyak masyarakat yang menyerbu bahkan rela antre membeli tempe, pasokan kebutuhan tempe di daerah tidak mengalami kemerosotan.
Menurut pantauan Dinas Perdagangan dan Peridustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, harga kedelai dan tempe berada di angka Rp15.000 per kilogram.
Melalui Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, Kuswantoro, pasokan kedelai di masa-masa sekarang tidak mempengaruhi kondisi di level nasional. Apalagi, tradisi Suro belum tentu diperingati semua daerah Indonesia.
“Ada event nasional, ada juga event daerah. Kalau event nasional seperti Iduladha dan Idulfitri, jelas biasanya kondisi barang sangat berpengaruh ke skala nasional. Akan tetapi, event daerah seperti sedekah bumi maupun suronan, tak berdampak luas dalam hal pasokan barang,” ujarnya kepada Mondes.co.id, Rabu (10/7/2024).
“Kedelai dan tempe di daerah tak berpengaruh banget pada event hajatan daerah. Mungkin permintaan tinggi, tetapi tidak mempengaruhi nasional,” imbuh Kuswantoro.
Permintaan tempe di Kabupaten Pati termasuk tinggi, apalagi ibu-ibu rumah tangga banyak membutuhkan olahan yang berbahan dasar kedelai ini, untuk acara-acara tradisi yang sudah menjadi kewajiban.
Seperti halnya dirasakan oleh Wakini, salah seorang ibu rumah tangga yang mengantre untuk beli tempe, hingga berjam-jam.
Ia mengatakan, jika keperluan membeli tempe, untuk acara hajatan yang diselenggarakan di rumahnya. Sehingga membutuhkan dalam jumlah besar. Bahkan harus rela antre, untuk memesan sehari sebelum pembuatan.
“Saya antre sehari sebelum pelaksanaan hari hajatan itu. Bahkan, ketika udah hari pesanannya pun masih antre dua jam untuk mendapatkan tempe,” ungkapnya.
Diketahui, amannya pasokan tempe ini, membuat harga masih stabil, sehingga harga tempe dan kedelai di Bumi Mina Tani bertahan di angka tersebut.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar