REMBANG-Mondes.co.id| Aneh memang, di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Rembang Jawatengah, diduga dengan meng-atasnamakan Komite sekolah telah menarik sumbangan pada wali muridnya.
Tak main-main, sumbangan ini besaranya telah ditentukan. Tarikan sumbangan ini diketahui, ditandatangani dan ber stempel kepala sekolah SMP N 1 Rembang.
Target sumbangan Komite sekolah SMP N 1 Rembang di tahun pelajaran 2021/2022 ini besaranya fantastis, yakni mencapai Rp 1,1 Milyar lebih.
Sumbangan inipun diduga dipaksakan alias diwajibkan. Oleh karena wali murid menduga dipaksa menyumbang serta disuruh membuat pernyataan bertanda tangan, dengan keterangan sumbangan sukarela.
Salah satu Wali murid SMP N 1 berinisial (Ti) kaget dengan besaran sumbangan yang diminta. (Ti) juga disuruh membuat pernyataan bahwa sumbangan yang diberikan adalah merupakan sumbangan sukarela.
“Sumbangan itu seharusnya kan seperti sumbangan masjid, bebas menyumbang berapapun dan ikhlas. Namun dengan seperti ini kan saya sebagai wali murid merasa dipaksa nyumbang. Yang mengkomando bayar sumbangan adalah guru atau admin sekolah, bukan komite sekolah, dan membayar sumbangan ini juga ke sekolah bukan ke komite sekolah”. Papar (Ti).
Wali Murid lainya inisial (SL) juga merasa keberatan, ia saat itu tidak mengikuti rapat komite, namun terkejut dengan sumbangan yang telah ditentukan yakni mencapai Rp. 1.500.000.
“Akhir Februari harus bayar Rp. 1.500.000, kalau mau diturunkan harus bertemu dengan kepala sekolah untuk meminta keringanan. Berat ditarik biaya sebesar itu, kabarnya sih sudah tidak ditarik apa-apa tapi masih saja ditarik biaya”, keluh (SL).
Wakil kepala sekolah SMP N 1 Rembang, Endang M bersama dengan Humas, saat dikonfirmasi Kamis 06 Januari 2022, membenarkan kalau ada penarikan sumbangan.
Ia menyampaikan, bahwa komite sekolah tugasnya sebagai pendamping sekolah dan tidak bisa menentukan besaran sumbangan.
Endang berkata bahwa komite sekolah SMP N 1 Rembang berusaha menyampaikan program namun bekerjasama dengan sekolah.
“Komite dengan melihat situasi disini, ada banyak hal yang perlu dibenahi, termasuk ruang guru, kamar mandi belum sesuai sehingga harus ditambah. Dari situ kalau sekolah mengandalkan dana Bos tidak bisa, sehingga sekolah menggandeng komite sebagai mitra kerja sekolah “, papar Endang.
Mengenai penarikan dana, menurut Endang, sumbangan langsung kepada bendahara komite. Oleh karena komite orang luar, maka penarikan dibantu dari tenaga administrasi sekolah.
(Hdk-Ahmad/Mondes)
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar