Pembangunan Embung di Rembang Digenjot untuk Atasi Krisis Air Pertanian

waktu baca 2 menit
Kamis, 21 Nov 2024 16:23 0 181 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian dan mengantisipasi kekeringan, Pemerintah Kabupaten Rembang terus berupaya memperbanyak jumlah embung di wilayahnya.

Melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintanpan), Pemkab Rembang telah mengajukan usulan bantuan pembangunan embung sebanyak kurang lebih 7 unit pada tahun 2024 ini.

Kepala Dintanpan Rembang, Agus Iwan, mengungkapkan bahwa pembangunan embung ini sejalan dengan ketersediaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

“Dari total 70 embung yang ada di Rembang, kami targetkan membangun 5-10 embung setiap tahunnya. Untuk tahun ini, kami alokasikan dana untuk 7 embung,” ujarnya.

Pembangunan embung dinilai sebagai langkah strategis untuk mengatasi permasalahan ketersediaan air, terutama saat musim kemarau.

Embung berfungsi sebagai tampungan air hujan yang dapat dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian, sehingga petani dapat tetap produktif meskipun curah hujan rendah.

“Fungsi utama embung adalah sebagai cadangan air saat musim kemarau dan untuk mendukung peralihan tanaman dari padi ke palawija. Dengan adanya embung, petani dapat lebih fleksibel dalam mengatur pola tanamnya,” jelas Iwan.

Pemilihan lokasi pembangunan embung didasarkan pada beberapa pertimbangan, seperti potensi luas lahan pertanian, kondisi tanah, dan ketersediaan sumber air.

Setiap embung dirancang dengan kapasitas tampung maksimal 500 meter persegi.

“Embung-embung ini nantinya akan dikelola oleh kelompok tani. Kami juga memberikan bantuan teknis kepada kelompok tani agar embung dapat dimanfaatkan secara optimal,” tambah Iwan.

Dengan adanya embung, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Rembang.

BACA JUGA :  Bongkar Tiang Wifi di Dukuhseti, Seorang Teknisi Tewas Tersengat Listrik

Namun, Iwan juga mengingatkan bahwa keberhasilan pengelolaan embung sangat bergantung pada kesadaran masyarakat, terutama kelompok tani.

“Kami akan terus melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada kelompok tani agar embung dapat dipelihara dengan baik. Selain itu, kami juga akan melakukan evaluasi secara berkala untuk melihat sejauh mana dampak pembangunan embung terhadap peningkatan produksi pertanian,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini