PATI – Mondes.co.id | Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Pati berupaya memaksimalkan program-program untuk pemangkasan jumlah pengangguran di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani. Langkah tersebut diimplementasikan melalui bursa kerja dan pelatihan-pelatihan.
Bambang Agus Yunianto selaku Kepala Disnaker Kabupaten Pati menyampaikan, ada tiga program unggulan yang dijalankan, di antaranya job fair mini, Bursa Kerja Khusus (BKK), serta Tenaga Kerja Mandiri (TKM).
Menurutnya, program tersebut terus dimasifkan dengan berkolaborasi bersama perusahaan-perusahaan maupun instansi pencetak angkatan kerja.
“Upaya yang kami lakukan meliputi, job fair mini yang ada di kantor Disnaker sendiri. Kenapa kami lakukan di sini? Supaya mencegah adanya loker hoax yang menjamur,” ungkapnya saat diwawancarai Mondes.co.id, Rabu, 8 November 2023.
Ia memaparkan terkait job fair dari Disnaker Kabupaten Pati yang mana diselenggarakan demi antisipasi adanya lowongan kerja (loker) palsu. Guna memastikan validnya informasi, maka pihaknya memantau informasi loker suatu perusahaan hingga tanda tangan kontrak.
“Kalau perusahaan pengen rekrutmen, maka kami fasilitasi agar kami bisa mengawal dan pantau sampai tanda tangan kontrak. Sebingga masyarakat mantep dan kebenarannya valid,” ucapnya saat ditemui di ruangan.
Selanjutnya, ia menyampaikan bahwa langkah berikutnya dengan berkoordinasi ke SMK-SMK yang ada di Kabupaten Pati untuk menggelar BKK. Sebanyak 30 SMK telah memiliki sertifikat, sehingga bisa mendatangkan pihak perusahaan menggelar job fair di sana.
“Memaksimalkan job fair di BKK demi menyerap lulusan dan alumni yang belum punya kerjaan. Ada 30 SMK yang sudah punya sertifikasi BKK, sehingga bisa mengundang perusahaan,” ungkapnya.
Ia mengatakan, BKK di sekolah bisa mencari individu mulai dari lulusan maupun alumni yang belum mendapat pekerjaan. Hal tersebut memudahkan akses bagi mereka agar tidak terus-terusan menjadi pengangguran, karena pihak Disnaker dan sekolah akan merekap berapa jumlah yang belum bekerja dan siapa saja yang belum mendapatkan pekerjaan.
Lebih lanjut, ada pula program dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) yaitu TKM untuk kelompok masyarakat. Program tersebut memberikan bantuan kepada kelompok yang tidak bekerja. Kemudian, pihaknya memasrahkan dana tersebut untuk peningkatan kapasitas skill guna menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Ada 40 kelompok yang menjadi sasaran TKM di Kabupaten Pati. Masing-masing kelompok memperoleh dana Rp20 juta.
“Di TKM ada 400 orang yang dapat. Masing-masing tergabung di 40 kelompok yang per kelompok isinya 10 orang. Kami hanya memantau dan menerima laporan saja,” ucapnya.
“Kami hanya memantau dan membentuk embrio. Ketika embrionya berkembang, maka ditangkap Dinas Koperasi dan UMKM, kemudian kalau udah besar ditampung di Disdagperin, untuk packing dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Untuk mendapatkan TKM, maka perlu mendaftar melalui link khusus TKM, kemudian mengisi form dengan menyiapkan nomor induk kependudukan (NIK), email, serta terdaftar di SIAPkerja.
Selain itu, pihaknya juga turut mengoptimalkan Balai Latihan Kerja (BLK) maupun Balai Latihan Kerja Khusus (BLKK) yang berada di 60 pondok pesantren.
“Alhamdulillah BLK masih jalan karena masih ada daya dukung dari kementerian. Kemudian ada BLKK di pesantren yang mengasah skill para lulusan maupun alumni pondok pesantren. Biasanya mulai dari usia 17-18 tahun berpartisipasi di BLKK,” terangnya.
Di sisi lain, pihak Disnaker Kabupaten Pati kerap mencari informasi loker ke berbagai perusahaan.
“Kami mencoba memasifkan rekrutmen karyawan lewat Disnaker demi menanggulangi hoax. Kami juga maksimalkan fungsi pengantar kerja. Ada tim yang keliling berkomunikasi dengan pihak penyedia lapangan kerja,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar