PATI-Mondes.co.id| Pembangunan jalan tani di lokasi persawahan Desa Kosekan Kecamatan Gabus Kabupaten Pati yang sebelumnya menjadi kontroversi salah satu warga lantaran lahannya terkena dampak pembangunan jalan nampaknya masih menjadi tanda tanya.
Hal itu menyusul lantaran pernyataan dari Kepala Desa (Kades) Kosekan Isro’i dengan Tim Pelaksana Harian (TPK) berbeda pendapat.
Perbedaan pendapat itu mencuat dari pernyataan TPK yang menganggap bahwa proyek pembangunan jalan persawahan itu dikerjakan dari anggaran Dana Desa (DD), hanya saja untuk anggarannya tidak diketahui pasti berapa jumlahnya.
“Iya dibangun pakai DD, namun berapa jumlahnya saya lupa,” ungkap TPK ketika dikonfirmasi wartawan Senin (30/8/2021) di lokasi pembangunan jalan.
Berbeda dengan Kades, ketika ditemui terpisah ia mengaku bahwa pekerjaan jalan persawahan itu dikerjakan atas swadaya dari masyarakat, anggarannya pun diambil dari iuran warga pemilik sawah, yang menginginkan lokasi sawahnya bisa mendapatkan jalan.
“Itu swadaya dari masyarakat,” kata Isro’i.
Dirinya juga mengaku bahwa pekerjaan itu tidak menggunakan anggaran desa, namun dari hasil iuran warga yang menginginkan jalan yang lokasi sawahnya jauh dari jalan utama.
“Itu inisiatif warga yang menginginkan jalan, jadi mereka (iuran, red) dan melakukan swadaya untuk membuat jalan, dan lokasi yang dikerjakan juga bekas saluran irigasi,” ujarnya.
Dari amatan media, proyek pekerjaan jalan sawah itu dikerjakan di lokasi bekas saluran irigasi yang lama tidak terpakai.
Pekerjaannya pun tidak ada papan proyek pekerjaan, hanya saja ada TPK yang mengawasi dalam proses pekerjaan tersebut. Salah satu warga menolak dan mengancam akan melakukan pemalangan lantaran terkena dampak dalam pekerjaan jalan untuk persawahan itu, namun sesuai rencana dari pihak desa akan melakukan mediasi dan menyelesaikan masalah itu dengan cara kekeluargaan.
(Hdr/Mondes)
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar