PASANG IKLAN DISINI

Kampanyekan Beras Sehat, Petani Dukuhseti Produksi Puluhan Ton Beras Merah Wangi

waktu baca 3 menit
Kamis, 9 Sep 2021 07:36 1 308 mondes

PATI-Mondes.co.id| Di wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah sejak dulu terkenal dengan hasil pertaniannya, termasuk padi. Satu dari sekian kawasan penghasil padi yang paling masyhur ada di Kecamatan Dukuhseti, lantaran menghasilkan beras merah wangi dengan kualitas unggulan.

Ketua Koperasi Produsen Petani Indonesia (KPPI) Dukuhseti, Ahmad Fathoni mengatakan, bulir beras merah wangi produksinya memiliki citarasa dan tekstur yang lebih berkualitas dibandingkan daerah lain. Hal itu lah yang menyebabkan produk dari tempatnya, selalu menjadi rebutan di pasaran.

“Bibit sama, tapi rasa dari produk kami lebih unggul dari dari daerah lain. Mungkin karena tanahnya atau letak geografisnya, kita juga belum tahu pasti. Kualitas lebih unggul, rasa lebih enak, dan harga menurut masyarakat umum, untuk beras biasa harganya selisih Rp500-1.000,” ujarnya saat ditemui di Kantor KPPI Dukuhseti.

Setiap kemasan beras merah wangi, Fathoni menjualnya pada harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp20.000. Namun untuk curah atau lembaga sendiri dijual Rp15.000. Sedangkan untuk pemasaran produknya, sementara ini masih didominasi pasar lokal.

“Pasar sementara lokal, dan kita berusaha untuk merambah provinsi-provinsi lain. Semua kita tangani sendiri, kita kemas sendiri karena kita telah mengajukan izin merek dagang. Mereknya adalah Pulen Leh,” jelasnya.

Selain memproduksi merah wangi, pihaknya pun mulai mengembangkan varietas lain. Misalnya saja mentik mutiara, basmati, dan japonica.

“Produk unggulan kita beras merah wangi. Untuk awal tahun 2022, setelah panen musim tanam (MT) III. Kita punya produk unggulan mentik mutiara, basmati, dan japonica itu untuk persiapan pembibitan untuk MT I,” jelasnya.

Untuk tanaman padi jenis tersebut,dikatakan Fathoni, perlakuan dan perawatannya secara organik. Uniknya, baik pupuk maupun pestisida dibuat sendiri oleh pihak KKPI Dukuhseti dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan sekitar yang disediakan oleh alam.

“Semua yang kita tanam dengan perlakuan organik. Menyiasati dengan produk-produk kami sendiri baik organik, maupun sejenis bio,dan pupuk kandang. Kita berusaha merancang sendiri, bahan-bahan banyak di sekitar kita. Karena pada intinya kita juga mengkampanyekan makan beras sehat,” jelasnya.

Ihwal ini, sesuai dengan sistem pada koperasi yang telah berdiri belum genap setahun itu. Di mana mengusung sistem ekonomi kekeluargaan.

“Jadi koperasi membuat dan merancang sendiri agar tidak ketergantungan dengan produk lain. Karena sistem kami ekonomi kekeluargaan.Bagaimana kita menjual beras,mendapat finansial,dan mencukupi kebutuhan pangan Indonesia. Dan beras kelak di kemudian hari bisa murah. Karena bahan-bahannya kita usahakan murah,” bebernya.

Fathoni menyebut, untuk padi merah wangi disediakan lahan seluas 8 hektare, sedangkan setengah hektare lainnya untuk jenis mentik mutiara, basmati, dan japonica karena masih proses pengembangan.

“Dari lahan 5 hektare menghasilkan 23 ton merah wangi yang sudah panen dari Desa Puncel, yang 3 hektar  panen dari Desa Ngagel. Jadi asumsi kita dari total 8 hektare kita dapat 35 ton untuk merah wangi,” imbuhnya.

Meski perkembangan produk-produk koperasi sangat menjanjikan, tetapi Fathoni mengaku masih saja mengalami sejumlah kendala.

“Kendala, permodalan untuk penyerapan gabah di anggota karena kami butuh anggaran. Kita belum memiliki Gudang untuk kepentingan produk yang diprogramkan oleh koperasi. Kemudian tempat pengeringan, itu juga belum ada,” sebutnya.

(Ed/Mondes)

Baca Juga:  Akibat Bangunan Runtuh Satu Pekerja Meninggal Dunia

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Sudarmanto
    2 tahun  lalu

    Mantaaap.. Lanjutkeeen..!!

    Balas
LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini