TRENGGALEK – Mondes.co.id| Gunung Sepikul, salah satu keindahan alam di Kabupaten Trenggalek yang tak bisa dilepas dari selubung mitos. Dua susunan batu menjulang yang terlihat hampir identik (kembar) berdiri megah di wilayah Desa Watuagung, Kecamatan Watulimo.
Spot tersebut pun bisa menjadi salah satu penanda arah selatan dari Bumi Menaksopal.
Menurut sesepuh Desa Watuagung, keberadaan kedua gunung dimaksud tidak terlepas dari cerita turun temurun masyarakat lokal.
Alkisah, diawali pada zaman dahulu kala sewaktu Kyai Semar atau Ki Lurah Bodro Noyo mendapat tugas melakukan tetumbal tanah Jawa. Dengan mengajak anak-anaknya, ritual dijalankan dengan mengelilingi seluruh pelosok.
Ketiga putra Kyai Semar (Ki Gareng, Petruk, dan Bagong) diberikan tugas masing-masing selama lelaku.
Yakni membawa segala perlengkapan (ubo rampe) termasuk sesaji dan perbekalan selama perjalanan. Sedangkan untuk bekal cadangan makanan diserahkan kepada Ki Petruk. Dengan menggunakan wadah dua buah karung, barang bawaan dipikul olehnya.
Dalam perjalanan, karena kecapekan, Petruk beristirahat hingga ketiduran di tengah hutan. Hingga ia ketinggalan cukup jauh dengan anggota rombongan lain (Ki Semar, Gareng, dan Bagong).
Dalam tidurnya, Petruk bermimpi dimarahi oleh ayahnya karena melalaikan tugas hingga mendengar suara gemelegar seperti gempa. Saking kagetnya, dia pun terbangun dan melihat karung berisi bekal makanan yang dibawa tadi telah berubah menjadi dua buah batu besar. Yang satu tegak berdiri di sebelah timur, sedang satunya di sebelah barat.
Pasca kejadian tersebut, Ki Petruk kemudian meminta maaf kepada seluruh anggota rombongan dan melanjutkan kembali perjalanan lelaku tetumbal. Pun begitu, dirinya sempat memberikan nama kepada kedua batu besar tersebut dengan sebutan Gunung Sepikul (karena sebelumnya sudah dia pikul selama perjalanan). Sedang wilayah sekitar dinamakan dengan kata lain dari Dua Batu Besar yang artinya dalam bahasa Jawa yaitu Watu Agung.
Di lain sisi, puncak Gunung Sepikul sendiri memang menyuguhkan view luar biasa indah bagai kehidupan negeri di atas awan yang eksotis.
Jamak disebut sebagai Negeri Atas Awan dikarenakan letaknya berada puncak ketinggian, hingga menghadirkan suasana berbeda yang tak dapat kita jumpai di dataran rendah.
Destinasi indah di Gunung Sepikul ini sangat cocok bagi para traveler yang hobi jalan-jalan di bentangan alam luas. Sekalipun tak sefenomenal dengan Gunung Rinjani ataupun Gunung Ijen, namun panorama yang ditawarkan dari puncak Gunung Sepikul juga tak kalah menarik untuk dikunjungi.
Waktu yang tepat mendaki Gunung Sepikul adalah sekitar pukul 05.00 WIB atau pada sore hari pukul 16.00 WIB. Sehingga bisa menikmati matahari terbit atau matahari tenggelam dari puncak gunung.
Selain itu, masih ada pemandangan barisan pegunungan gagah serta jajaran perbukitan menghijau berada di seberangnya, saling menyambung dari timur ke barat yang asri benar-benar menyegarkan perasaan yang penat. Belum lagi dengan pemandangan persawahan hijau yang terhampar bak permadani di kaki bukit.
Di sore hari, suasana alam sekitar langsung berubah dengan menghadirkan panorama keindahan siluet-siluet dari cahaya sunset yang sukar dilukiskan dengan kata-kata.
Tak hanya itu, Gunung Sepikul juga memiliki tebing-tebing curam yang menjulang tinggi. Keberadaan tebing ini semakin menambah keelokan destinasi wisata alam yang satu ini.
Di tebing-tebing indahnya tersebut, pengunjung bisa melakukan kegiatan panjat tebing yang bisa memacu andrenalin. Dengan demikian, selain berlibur sambil menikmati panorama di sekitar Gunung Sepikul, melalui tempat ini pula kita juga bisa menjajal olahraga ekstrem (panjat tebing tentunya).
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar