Garpu Perak Pati Siap Berperan Aktif Tingkatkan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak

waktu baca 3 menit
Jumat, 22 Nov 2024 10:36 0 120 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Pati melalui bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) turut menggandeng pengurus Gerakan Pria Peduli Perempuan dan Anak (Garpu Perak) Kabupaten Pati.

Hal ini salah satunya melalui workshop yang baru saja digelar dengan tema “Peningkatan Peran Pria dalam Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak, Perempuan Berdaya, Anak Terlindungi, Indonesia Maju”.

Dalam kesempatan tersebut juga turut menghadirkan dua narasumber, yakni Ketua Garpu Perak Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Sukendar, yang memaparkan tentang peran laki-laki dalam isu perempuan dan anak.

Serta Ketua ll Garpu Perak Provinsi Jateng Tsaniatus Solihah, yang menjelaskan tentang program kerja Garpu Perak dalam keterlibatan menekan persoalan terkait perempuan dan anak.

Ketua Garpu Perak Kabupaten Pati, Ismoyo mengatakan bahwa lembaganya menggandeng sejumlah pihak.

Tujuannya yakni untuk berperan aktif dalam melakukan pencegahan terhadap kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di daerahnya.

“Gerakan kami ini mengajak pria berperan dalam melindungi dan juga memperjuangkan hak perempuan dan anak. Kami melibatkan beberapa organisasi keagamaan dari Muhammadiyah ada, dari NU (Nahdlatul Ulama) ada, unsur gereja juga ada, dan perempuan ke depannya,” kata dia.

“Pria sebagai figur, misalnya di rumah tangga sebagai bapak. Harapan kami pria di dalam keluarga bisa menjadi teladan untuk anak, bapak ini menjadi figur,” sambungnya.

Sementara, keterlibatan dalam perempuan, lanjut dia, pria bisa memberi kesempatan kepada perempuan untuk maju, sehingga tidak semata-mata dikuasai oleh pria.

BACA JUGA :  Ratusan Relawan Laskar Pelangi Dukung Wahyu-Suharyono Maju Pilkada Pati

Setelah workshop ini, pihaknya juga segera menyusun program kerja, sehingga bisa diambil langkah untuk menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Ke depan kita akan segera melangkah untuk memberikan penyuluhan kepada sekolah, desa, dan masyarakat biar para pria tahu kapasitasnya dan tidak melakukan kekerasan terhadap rumah tangga,” tuturnya.

Di samping itu, Kepala Dinsos P3AKB Kabupaten Pati, Indriyanto menyatakan bahwa peran Garpu Perak ini sangat dibutuhkan di Bumi Mina Tani.

Pasalnya, permasalahan sosial, khususnya terkait kasus kekerasan perempuan dan anak angkanya cukup tinggi.

“Garpu Perak salah satu program yang spesifik di Jawa Tengah. Selama ini kasus kekerasan ini korbannya perempuan dan anak dan pelakunya sebagian besar laki-laki,” kata dia.

Dengan program Garpu Perak, pihaknya berharap pria bisa berperan lebih aktif untuk membantu menekan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Dengan demikian, kasus tersebut dapat ditekan.

“Dengan kelembagaan ini, diharap meditasi lewat sosialisasi, juga lewat bentuk yang lain, sehingga peran laki-laki tidak hanya sebagai penonton saja, tetapi ikut membantu menangani kasus kekerasan perempuan dan anak,” terangnya.

Ia pun menaruh harapan besar supaya Garpu Perak bisa menyusun program kerja. Sehingga bisa menjadi motor dalam pencegahan persoalan yang berkaitan dengan perempuan dan anak.

“Ini pertemuan pertama yang dihadiri Ketua Garpu Perak Jateng. Sehingga nantinya muncul gagasan dan juga program yang tidak muluk-muluk dulu, tapi paling tidak Garpu Perak di Pati ini eksis dan bisa melalukan kegiatan yang membantu penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ujarnya.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) PPPA Dinsos P3AKB Kabupaten Pati, Anggia Widiari menambahkan bahwa pria memiliki peranan penting, baik dalam pencegahan maupun penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

BACA JUGA :  Tingkatkan Keimanan dan Ketakwaan, WBP Wanita Lapas Pati Rutin Belajar Mengaji

“Isu perempuan tidak hanya diatasi oleh perempuan, akan tetapi pria juga harus ikut andil. Dari mulai pencegahan dan penanganannya. Lelaki bisa ikut terlibat dalam aksi nyata,” jelasnya.

Menurutnya, banyak hal yang mencontoh bahwa keterlibatan perempuan masih minim. Salah satunya dalam pembuatan kebijakan pemerintah.

“Pengambil kebijakan masih didominasi laki-laki. Sementara keterlibatan perempuan masih belum maksimal, misalnya kursi di DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) yang masih banyak didominasi oleh pria,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini