TRENGGALEK – Mondes.co.id | Festival Jaranan Trenggalek Terbuka ke-29 tahun 2025 resmi digelar.
Bertempat di Alun-alun Trenggalek, agenda budaya tersebut dibuka langsung oleh Bupati Trenggalek didampingi istri dan jajaran Forkopimda.
Hal tersebut dilakukan guna mendorong Bumi Menak Sopal agar lebih dikenal masyarakat internasional.
Kegiatan kali ini sedikit berbeda, sebab murni dihelat komunitas jaranan dengan rentang waktu pelaksanaanya 7 hari.
Diselingi juga tampilan penari dari mancanegara saat seremoni pembukaan.
Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin kepada awak media, mengatakan jika sebenarnya budaya itu merupakan bentuk implementasi dari formalisasi nilai masyarakat.
Ada sejarah kultural yang sengaja disebarluaskan sekaligus dilestarikan.
“Ini sebenarnya yang ingin kita sebarkan kepada masyarakat. Jadi jaranan itu dulu mengenai kisah kepahlawanan serta pengorbanan dalam mengalahkan musuh,” kata Nur Arifin, Senin (29/9/2025).
Menurut dia, filosofi mengenai koreografi gerak maupun kostum penari, menunjukan adanya cerita para pendahulu.
Nilai-nilai itu yang harus diketahui masyarakat, bukan hanya sekedar tontonan, namun terkandung ajaran-ajaran.
Kemudian, potensi lain yang nanti bisa dioptimalkan dari pertunjukan jaranan tersebut.
Seperti di negara Korea, popularitas ‘Gangnam Style‘ yang merupakan tarian gaya baru, namun bisa membius warga dunia.
“Di Korea ada tarian Gangnam Style, kemudian Finlandia dengan ‘Hobby Horse‘ yang mampu menembus olimpiade dan diperlombakan level dunia. Ke depan, untuk jaranan tidak menutup kemungkinan ketika diberi sentuhan lain agar lebih dekat ke olahraga dengan ditambah background musik juga bisa ditampilkan,” ujarnya.
Selain itu, masih lanjut Gus Ipin sapaan akrab kepala daerah muda ini, untuk negara India terkenal melalui ‘Rajasthan Dance Horse‘.
Kemudian, budaya koboi di Amerika, Mexico yang mengeksplorasi tarian mirip dengan budaya Maya.
Maka, sangat rasional kalau melalui jaranan, nantinya keluhuran adat Indonesia disimbolisasikan sebagai brand image tersendiri.
“Jaranan yang mengandung nilai-nilai luhur adat sangat potensial menjadi sarana simbolisasi kita. Yang begitu akan diperbanyak, apalagi banyak peserta dari luar kota, sehingga lebih mudah mengenalkan misi tersebut,” ujar Gus Ipin.
Untuk peserta, tambah dia, dahulu didominasi paguyuban lokal, tapi sekarang sudah banyak yang berasal dari luar.
Sehingga, wajar jika Trenggalek disebut sebagai rumah jaranan dunia.
“Makanya kita tadi sebutnya ‘Welcome to Trenggalek The Jaranan World’. Jadi, tidak salah ketika menyebut rumahnya jaranan dunia di Trenggalek,” tandasnya.
Sebagai informasi, Festival Jaranan Trenggalek Terbuka selama 29 tahun berturut-turut digelar dan berpotensi masuk Karisma Event Nusantara (KEN) tahun 2026 mendatang.
Hal itu dikuatkan apresiasi dari pihak Kementerian Pariwisata melalui Asisten Deputi Strategi Event yang menyambut baik kegiatan ini.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar