PATI – Mondes.co.id | Ribuan warga memenuhi depan hotel D’Ayanna yang terletak di Desa Puncel, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati pada hari ini, Jumat (12/7/2024).
Para warga melakukan aksi menolak beroperasinya hotel yang terletak di Desa Puncel tersebut, lantaran dinilai tidak ada manfaatnya bagi masyarakat sekitar.
“Karena bagi kami tidak ada manfaatnya sama sekali. Dan semua warga Puncel bersepakat menolak dengan adanya hotel tersebut,” ujar Hj. Ida Masruroh, Ketua Fatayat Desa Puncel yang turut hadir.
Pemilik hotel D’Ayanna, Eko Suprayitno juga telah menyatakan resmi menutup hotel tersebut, dibuktikan dengan surat pernyataan dalam selembar kertas yang telah dibubuhi tanda tangan dan materai.
Pada pernyataan yang dibacakan oleh Izzudin Arsalan selaku Pengacara Warga, penutupan hotel salah satunya karena situasi yang tidak kondusif di lingkungan tersebut.
“Saya bacakan kesepakatannya, surat pernyataan yang bertanda tangan di bawah ini, nama Eko Suprayitno dengan ini menyatakan tanggal 12 Juni 2024, saya menutup dan atau menghentikan beroperasinya usaha perhotelan saya yang terletak di Desa Puncel Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati, atas situasi yang tidak kondusif di Desa Puncel,” jelas Izzudin.
Usai pembacaan surat pernyataan tersebut, para warga pun dengan lantang meneriakkan ucapkan syukur mereka.
“Alhamdulillah”
“Allahuakbar”
Di sisi lain, Agus Sunarko Camat Dukuhseti terus mengajak kepada masyarakat untuk menhindari kericuhan dalam memecahkan masalah.
“Kita boleh berbeda pemahaman, tetapi mendekatnya adalah solusi dan memecahkan masalah dengan kekeluargaan. Dan untuk hari ini, inilah wujud nyata, mari kita sama-sama menjaga, menghormati,” ujarnya.
Tak lupa, Kepala Desa Puncel Sutiyono juga terus mengingatkan warga untuk tetap menjaga kondusifitas wilayah.
“Saya selaku penanggung jawab Desa Puncel, untuk warga kami kondusif,” tegasnya,
Sebelumnya, para warga mendesak izin hotel segera dibatalkan. Hal itu disampaikan saat mediasi di Balai Desa Puncel pada Kamis (11/7/2024).
Dalam upaya tersebut, Camat Dukuhseti Agus Sunarko turut menghadirkan Forkopimcam dan sejumlah tokoh agama dari NU, MUI, Ansor, Fatayat, serta tokoh agama kristen.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
11 bulan lalu
Mas Tok, masyarakat setempat tidak merasakan manfaat, bahkan keberadaan hotel menyebabkan situasi yg tidak kondusif…. Yg
11 bulan lalu
Masalahnya apa, kalau hotel untuk penginapan, pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar, dan hal hal positif kenapa masyarakat menolak???
11 bulan lalu
Mungkin karena kurang sosialisasi