PASANG IKLAN DISINI

Cuaca Ekstrem Guncang Petani Tembakau di Pati

waktu baca 4 menit
Selasa, 11 Jul 2023 03:43 0 404 mondes

PATI – Mondes.co.id | Akibat hujan deras yang terjadi pada hari Kamis sampai dengan Jumat lalu, beberapa lahan pertanian tembakau di Kabupaten Pati kebanjiran.

Hal ini membuat resah para petani, salah satunya Siswanto asal Desa Mojoagung, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati.

Lantaran lahan pertaniannya sempat tergenang ketika hujan deras.

Siswanto menyebut, sebanyak 17 tanaman tembakaunya gugur karena tersapu air. Padahal dua pekan lagi siap dipanen.

“Di Mojoagung terdapat 17 tanaman tembakau yang mati pas hujan datang,” ungkapnya saat diwawancarai Mondes.co.id di sela-sela rapat bersama Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Pati, Senin 10 Juli 2023.

Hal ini amat disayangkan oleh Siswanto, padahal dirinya sudah mengantisipasi jalur got di tepi lahan supaya air yang datang langsung mengalir keluar.

Namun fakta berkata lain, tingginya curah hujan menyebabkan debit air semakin meningkat sehingga got tak mampu menahan air.

“Sudah kami antisipasi dengan got, tetapi lantaran hujan terlalu deras maka air tidak tersalurkan. Lha wong air dari gunung turun semua selama tiga hari lamanya ke lahan kami. Hal itu membuat tembakau kami mati,” imbuh Siswanto.

Lebih lanjut, tanaman tembakau miliknya sudah memasuki umur 40 hari. Pada umur tersebut, tembakau rawan sekali dengan perubahan cuaca.

“Dua minggu lagi dari hari sekarang, tembakau sudah siap dipanen. Makanya kami sangat khawatir dengan cuaca yang datang,” ungkap pria berusia 51 tahun tersebut.

Diketahui, saat ini sudah memasuki musim tanam tembakau yang ketiga alias MT 3. Para petani tembakau telah mulai menanam sejak April 2023 lalu sehingga pada Juli ini siap memanen tanaman bernama latin Nicotiana tabacum.

Baca Juga:  Patut Dicoba, View Persawahan di Trenggalek Disulap Jadi Spot Ngopi Sore

Kondisi di Pucakwangi cukup berbeda dengan kondisi tanaman tembakau di area Kecamatan Jaken.

Menurut petani tembakau dari Desa Kebonturi Kecamatan Jaken, Sudarto, adanya hujan sedikit menguntungkan bagi dirinya.

Pasalnya pada bulan-bulan sebelumnya terjadi kemarau yang sangat panjang hingga membuat lahan menjadi kering kekurangan pasokan air.

“Pada awal tanam kurang air. Pasalnya awal tanam tembakau perlu banyak air, apalagi cuaca ekstrem kemarau panjang. Tetapi turunnya hujan menguntungkan,” ucap pria yang akrab disapa Darto.

Ia menceritakan, tanaman tembakau akan mati jika kekurangan air dan kebanyakan air. Oleh sebab itu, pasokan air harus cukup untuk mengairi tanaman tembakau.

Perlu diketahui, petani tembakau yang tergabung dalam organisasi APTI menjalin jejaring kemitraan dengan PT Sadhana Arif Nusa.

Di dalam jalinan kemitraan itu, para petani diimbau menganalisa kondisi tembakau masing-masing bersama dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian dan PT Sadhana Arif Nusa tersebut.

Menurut salah satu PPL PT Sadhana Arif Nusa, Angga, pihaknya setiap satu minggu sekali melakukan monitoring agar tanaman tembakau petani tumbuh dengan baik. Bahkan demi mengantisipsi adanya cuaca ekstrem.

“Monitoring yang kami lakukan tiap seminggu sekali dan menyesuaikan urgensi. Permasalahan tembakau di Pati berada pada tahap pertanaman, mulai dari bedengan, panen dan pasca panen. Kalau ada hujan maka kami juga akan menyiapkan kolam air agar air hujan tertampung dan tak membanjiri lahan,” ungkap pria yang berasal dari Jember tersebut.

“Selain itu, kami juga memberikan antisipasi pencegahan bila ada penyakit,” imbuh Angga.

Sebagai informasi, PT Sadhana Arif Nusa telah menjadi mitra petani tembakau asal Kabupaten Pati. Di setiap hasil panennya akan dikirim ke gudang yang berlokasi di Kabupaten Rembang.

Baca Juga:  Jalan Cengkalsewu-Kasiyan Rusak Parah, DPRD Pati Prihatin

Nantinya hasil panen tembakau dari petani dihimpun oleh kelompok tani masing-masing.

Kemudian jumlah tembakau didata oleh PPL setempat sebelum dilaporkan ke PT yang berlokasi pusat di Surabaya itu.

“Setelah dikumpulkan, petani memperoleh identitas berupa barcode,” ucapnya di sela-sela melakukan survey ke lahan pertanian tembakau.

Harga tembakau kering sendiri mencapai Rp38 ribu sampai dengan Rp40 ribu per kilogram.

Harga ditentukan menurut grade bagian daun yang meliputi daun bawah, daun tengah, dan daun atas.

Selain itu, penentuan grade juga didasarkan pada indeks warna.

Berdasarkan laporan APTI Kabupaten Pati kelompok petani tembakau di Pati rata-rata menanam 17 ribu batang per hektare.

Pada tahun 2022 lalu, pihaknya berhasil memanen 1,6 ton tembakau.

Hasil ini menjadi evaluasi tersendiri agar hasil panen tembakau dapat meningkat seperti tahun 2019 yang mencapai 4,2 ton.

Perlu diketahui, para petani menanam tembakau jenis Srumpung. Lahan pertanian tembakau di Kabupaten Pati membentang dari Kecamatan Pucakwangi, Jaken, dan Batangan. Total luas lahan pertanian tembakau di Pati 450 hektare.

Lahan pertanian tembakau di Kabupaten Pati berada di Desa Sumberagung, Kebonturi, Ronggo, Mantingan, Sumberejo yang berlokasi di Kecamatan Jaken.

Kemudian Desa Mojoagung, Terteg, dan Pucakwangi di Kecamatan Pucakwangi. Serta Desa Gunungsari Kecamatan Batangan. (Sing/Dr)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini