PATI – Mondes.co.id | Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati sedang berupaya lakukan koordinasi dan strategi menghadapi datangnya musim kemarau.
Apalagi di bulan Juli ini, sudah memasuki datangnya musim kemarau di sejumlah wilayah Indonesia, salah satunya Kabupaten Pati.
Berbagai upaya dilakukan dengan melakukan sinergi bersama berbagai pihak.
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya, musim kemarau tahun 2024 disiasati dengan beberapa hal. Di antaranya, berkoordinasi bersama pemerintah desa (Pemdes) untuk mengetahui kondisi kekurangan air, bekerja sama dengan depo air untuk pemenuhan kelangkaan air konsumsi, pembuatan sumur dalam, dan pembuatan sodetan sungai.
“Di bulan ini sudah memasuki kemarau, memang tahun ini diprediksi tidak separah tahun lalu, karena kemarau tahun lalu disertai El Nino. Namun kini kemaraunya cenderung basah, meski begitu antisipasi terjadinya kelangkaan air konsumsi untuk minum perlu kami tekankan,” ujarnya kepada Mondes.co.id, Jumat (12/7/2024).
Ia menyebut bahwa BPBD Kabupaten Pati menggalang kemitraan bersama CSR yang ada di wilayah Kabupaten Pati, guna mencukupi kebutuhan air minum masyarakat. Seperti tempat pencucian mobil depan Garudafood, rumah makan Waroeng Pati, dan depo air di Desa Puluhan Tengah (Jakenan).
Selain itu, ia juga menyampaikan sumur di Kompleks Stadion Joyokusumo dan sumur dalam di kantor BPBD Kabupaten Pati turut diberdayakan.
“Kami BPBD siapkan satu sumur di kantor BPBD, lalu bekerja sama dengan DPUTR (Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang) memanfaatkan sumur dalam di kompleks Joyokusumo. Beberapa titik sumur lainnya ada dengan kami kerja sama bersama penyedia air bersih di pencucian mobil depan Garudafood, Waroeng Pati, dan depo air di Puluhan Tengah,” urainya saat diwawancarai.
Ia berkata, wewenang BPBD Kabupaten Pati berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yakni pemenuhan kebutuhan air bersih untuk konsumsi masyarakat. Terlebih saat ini musim kemarau melanda, sehingga dampaknya dirasakan di beberapa wilayah.
Ia menyebut, daerah Kecamatan Jakenan, Kecamatan Jaken, Kecamatan Pucakwangi, dan Kecamatan Juwana sudah ada tanda-tanda kekeringan.
Beberapa desa sudah mengeluhkan kondisi kelangkaan air, khususnya di bidang pertanian. Ia juga menambahkan bahwa air di wilayah tersebut terasa payau saat kondisi seperti ini.
“Kalau dibutuhkan bantuan untuk air minum, kami akan terjun karena beberapa wilayah di Pucakwangi, Jakenan, Jaken ada keluhan penggalian sumur yang didapat air terasa asin. Meski mereka gunakan untuk mandi bisa, tapi kita upayakan menyuplai air tawar,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar