Penjual Bendera Ngeluh Sepi, Sampai Kesulitan Pulang ke Kampung Halaman

waktu baca 3 menit
Senin, 14 Agu 2023 17:19 0 754 admin

PATI – Mondes.co.id | Menjelang datangnya Hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 2023. Para pedagang bendera merah putih semakin marak di Kabupaten Pati.

Puluhan pedagang bendera serta pernak-pernik kemerdekaan ini, ternyata bukan asli warga Pati, mereka datang dari berbagai penjuru kota di negeri ini.

Paridi, salah satu pedagang bendera di Jalan Ronggo Warsito, mengaku jika dirinya datang dari kota Cirebon, Jawa Barat.

Lelaki berumur lebih dari paruh baya ini, datang ke Bumi Mina Tani bersama puluhan penjual bendera lainnya sejak 28 Juli 2023.

Berbagai bentuk bendera mulai dari umbul-umbul, bendera ukuran besar dan kecil, bahkan bendera yang bergambarkan burung garuda juga terpampang di lapak jualannya.

“Saya asli Cirebon, saya datang ke Pati sejak tanggal 28 Juli kemarin mas bersama rombongan lainnya,” ujar Paridi saat ditemui di lapak jualannya, Senin, 14 Agustus 2023.

Sembari menunjukan pernak-pernik khas kemerdekaan yang dijajakan, Paridi mengaku jika pada tahun ini penjualannya menurun secara drastis.

Sejak tanggal 28 Juli, ia hanya mampu menjual seperempatnya saja. Sehingga tumpukan bendera masih banyak tergeletak di dalam plastik kresek hitam di tikar tempatnya beristirahat.

Ia mengaku, selama ini mengontrak rumah kecil di Desa Plangitan dan dihuni bersama kedua saudaranya.

Di Jalan Ronggo Warsito sendiri ada tiga pedagang yang menjual bendera lambang negara termasuk Paridi. Tepat di depan lapaknya ada sang keponakan juga menjual bendera, di sebelah barat dekat pertigaan ada kakak Paridi juga menjajakan dagangan yang sama.

BACA JUGA :  Sawah Plosojenar Tandus Imbas Limbah TPA, DLH Amini, Pemerintah Janjikan Ganti Rugi

Dengan hasil penjualan yang tidak menentu, ia berusaha bertahan walau hanya makan seadanya. Hal itu lantaran per hari bendera yang dijajakan Paridi hanya laku 2-3 potong per hari.

“Ini sehari baru dapat penjualan dua potong bendera mas, baru ngantongi uang Rp60.000, susah jualnya tahun ini. Buat makan saja sudah habis,” jelasnya.

Baju batik lusuh serta sandal jepit yang ia pakai, seakan tidak bisa menampik tutur yang terucap dari bibir lelaki tua ini.

Padahal pada tahun 2022 lalu, Paridi membawa bendera dari Cirebon dengan nominal Rp8.000.000, mampu terjual habis dalam kurun waktu tujuh hari saja.

Tetapi pada tahun ini ia merasa jika rezeki sedang tidak menghinggapi Paridi beserta kedua saudaranya.

Padahal bendera yang dijajakan Paridi ini tergolong sangat murah, karena hanya dengan harga Rp3.000, kita sudah bisa membawa pulang bendera kecil.

“Tahun lalu bagus, saya langsung pulang, tahun ini tidak bisa, saya bingung karena keluarga menunggu di rumah,” keluh Paridi.

Wajah keriputnya seakan menunjukan betapa sabarnya lelaki ini menjajakan barang dagangan, walau kepulan asap knalpot dan debu terus menghantamnya setiap hari.

Ia berharap pada tiga hari yang akan datang ada dermawan yang memborong benderanya, sehingga Paridi bisa bergegas pulang dan memberikan hasil jerih payahnya kepada keluarga tercinta.

“Semoga ada yang memborong, supaya bisa segera kembali bersama anak istri di rumah,” tutupnya.

Editor: Harold Ahmad

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini