JEPARA – Mondes.co.id | Mbah Kasdi warga RT 03 RW 01 Dukuh Ngipik, Desa Damarwulan, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, dikabarkan hilang selama dua hari. Sebelum akhirnya ditemukan selamat dan dievakuasi oleh para relawan, ada beberapa keanehan yang dialami.
Relawan menceritakan sepenggal cerita penemuan kakek berusia 78 tahun yang sempat menghilang selama dua hari di Gunung Ngipik itu.
Desa Damarwulan, berada di sebelah utara kota Jepara atau sekitar 32 kilometer. Secara geografis merupakan dataran tinggi dan merupakan wilayah terluas di Kecamatan Keling.
Bidang pertanian, peternakan dan juga perkebunan menjadi urat nadi perekonomian di desa ini.
Masyarakat Damarwulan juga menanam kopi, cengkeh, cokelat, jahe, dan lainnya.
Anggota Basarnas Jepara Endra Prasetya menceritakan, Mbah Kasdi ditemukan di ketinggian 847 MDPL (Meter di atas permukaan laut).
Menurut Endra, tempat ditemukannya Mbah Kasdi ini belum pernah terjamah oleh penduduk sekitar.
Karena memang tidak diperuntukkan bagi jalur pejalan kaki. Juga tidak merupakan jalur menuju ke ladang Mbah Kasdi
“Cukup aneh, saat ditemukan Mbah Kasdi berada, tempatnya belum pernah terjamah orang,” kata Endra, Kamis 16 Maret 2023.
Bahkan sebelumnya, tim relawan sudah diperingatkan oleh penduduk sekitar untuk tidak lewat jalur tersebut. Karena tidak pernah dilewati orang. Bahkan termasuk Mbah Kasdi.
“Kami sempat dipenging (Jawa), atau diperingatkan. Jangan kesitu mas, tidak pernah dilewati orang,” ungkap Endra, menirukan.
Diceritakan, anjing SAR atau anjing pelacak dari SAR Semarang inilah yang awalnya mempertemukan relawan dengan Mbah Kasdi.
Tiba-tiba si anjing pelacak naik ke atas. Kemudian tim relawan membuntuti dari belakang. Saat itulah tim relawan berhasil menemukan Mbah Kasdi.
“Keberadaan Mbas Kasdi ditemukan oleh anjing pelacak atau SAR dog dari Semarang,” katanya.
Saat ditemukan posisi Mbah Kasdi berada di bawah pohon yang ada di sisi jurang.
Ia duduk sambil berpegangan pohon besar yang berada di lereng pegunungan Muria.
Mbah Kasdi seperti orang kebingungan dan lemas tak berdaya. Ia ditemukan sekitar 7 kilometer dari ladang posisi pencarian.
“Alhamdulillah sudah ditemukan. Pukul 13.00 WIB dievakuasi ke bawah,” ujarnya.
Saat posisi Mbah Sardi duduk, di sebelahnya juga ditemukan seekor ular ukuran sedang berkepala segitiga.
Beruntung, ular tersebut tidak sampai menyerang atau menggigir Mbah Sardi yang berada di pinggir jurang.
Proses evakuasi atau agar bisa sampai ke atas, tim relawan menggendong Mbah Sardi secara bergantian karena memang kondisinya sudah lemas.
Mereka secara gotong-royong membawa Mbah Sardi. Sampai dengan tim yang ada dibawah kemudian baru dibawa dengan tandu.
Kemudian, Mbah Sardi dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan perawatan.
“Alhamdulilah masih bisa ditemukan selamat,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, Mbah Kasdi sendiri belum bisa dimintai keterangan karena masih shock.
Pencarian sendiri melibatkan puluhan relawan yang dibantu masyarakat, termasuk dari SAR, BPBD, dan Basarnas.
Tim dibagi menjadi dua kelompok pencarian di darat 14 orang dan jalur sungai 15 orang.
Diberitakan sebelumnya, Mbah Kasdi hilang selama dua hari sejak, Selasa 14 Maret 2023 saat hendak ke ladang.
Sang kakek hilang saat berangkat ke ladang yang berada di kawasan Gunung Ngipik.
Beruntung, sang kakek mampu bertahan hidup (survivor) selama dua hari dan dipertemukan dengan tim pencarian. (Ar/Dr)
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar