PATI – Mondes.co.id | Warga Kabupaten Pati mulai mengungkapkan keluhan terkait kesulitan mendapat gas elpiji 3 kilogram atau elpiji melon. Dalam kurun waktu dua hari terakhir, terjadi kelangkaan elpiji bersubsidi di kota berjuluk Bumi Mina Tani.
Seorang wanita asal Gembong, Ema mengungkapkan bahwa selama dua hari terakhir, ia mencari keberadaan tabung gas yang familiar disebut gas melon. Ia berharap mendapat subsidi dari pemerintah, namun sayangnya tidak berhasil menemukannya.
“Di daerah sini (Gembong) sulit mendapatkan gas melon. Aku sejak kemarin mencari sulit sekali,” keluhnya kepada awak media, Rabu, 6 Maret 2024.
Ia mengungkapkan, terbatasnya persediaan dari pemerintah menyebabkan konsumen kesulitan membiarkan dapur tetap mengebul dengan bahan bakar elpiji subsidi tersebut. Selain itu, ada pula pembatasan beli gas elpiji.
“Sekarang mau beli gas dibatasi, kalau mau beli bawa KTP (Kartu Tanda Penduduk) juga,” urainya.
Adapun konsumen lainnya yang mengungkapkan isi hati yang sama, ia bernama Isak. Dirinya mempertanyakan terkait langkanya gas elpiji 3 kilogram.
Bahkan ia mencari gas elpiji tersebut dari Pati Kota hingga Kecamatan Kayen pun masih kesulitan. Menurut temuannya, jika ada konsumen tak membawa KTP, maka tidak dapat dilayani untuk membeli elpiji bersubsidi tersebut.
“Sebenarnya gas (elpiji) itu untuk apa kok sulit sekali. Saya mencarinya sampai daerah Kayen juga sulit. Informasi yang saya terima jika tak membawa KTP maka tidak dilayani. Padahal di tahun lalu kan numpuk KTP untuk didata,” kesalnya.
Ketidakcukupan ini menyebabkan kenaikan drastis pada harga gas melon. Seharusnya, gas yang biasanya dijual seharga Rp15 ribu saat ini mencapai Rp30 ribu.
“Harganya mulai mahal, ada yang Rp28 ribu, ada juga Rp30 ribu,” sebutnya.
Sementara, pelaku usaha bernama Hartini menilai langkanya gas elpiji subsidi menyulitkan masyarakat. Keterbatasan pasokan elpiji dijumpai di sejumlah toko gas elpiji yang ditemuinya, khususnya di Kabupaten Pati.
“Kadang stok gasnya ada, terkadang stok gasnya tidak ada,” ujar wanita yang bergerak di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Di sisi lain, penjual gas elpiji 3 kilogram eceran mengatakan bahwa per hari hanya mendapat sedikit stok. Bahkan menurut wanita bernama Lastri, lima buah tabung gas melon yang hanya ia peroleh dalam satu hari.
“Sehari kadang hanya dapat lima, kemudian 5 menit langsung habis,” tuturnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar