Warga Kendeng di Rembang dan Blora Demo Tuntut PT KRI Tak Beroperasi Lagi

waktu baca 2 menit
Rabu, 27 Nov 2024 00:15 0 209 Singgih Tri

REMBANG – Mondes.co.id | Terjadi demo massa yang melawan korporasi pertambangan PT Kapur Rembang Indonesia (KRI), Selasa, 26 November 2024.

Gerakan massa itu sendiri dimotori oleh Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendang (JMPPK) dan masyarakat lereng Pegunungan Kendeng dari Kabupaten Rembang dan Blora.

Aksi yang berlangsung di Dukuh Kembang, Desa Jurangrejo, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora itu menuntut dibebaskanya 23 warga yang ditangkap oleh aparat kepolisian, imbas perseteruan dengan PT KRI beberapa waktu yang lalu.

Pihak demonstran mendorong pemerintah daerah (Pemda) menutup izin beroperasinya perusahaan PT KRI.

“Demo di Dukuh Kembang, Desa Jurangrejo, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora. Kegiatan siang tadi tuntutan kami jelas, yakni bebaskan warga yang dikriminalisasi dan segera tutup PT KRI, itu tuntutan kita!” ungkap seorang massa aksi yang menggelar demo tersebut, yakni Joko Prianto saat dikonfirmasi malam ini.

Sebanyak lebih dari 200 orang yang berasal dari Kabupaten Rembang dan Blora ikut bersolidaritas memperjuangkan hak-hak masyarakat setempat.

Pihaknya menegaskan bahwa tengah membela warga yang ditetapkan sebagai tersangka, padahal telah berjuang membela lingkungan.

“Ada 200 lebih orang aksi dari Rembang (Tegaldowo, Timbrangan), kemudian Blora (Blora Kota, Blora Selatan, Blora Utara) dan warga setempat. Kita pengen menunjukkan ke masyarakat bahwa saudara di Kembang yang terkena dampak, mereka tidak sendiri,” seru aktivis JMPPK Kabupaten Rembang itu.

Pernak-pernik aksi ditunjukkan oleh massa, mulai dari Bendera Merah Putih dan atribut gerakan massa.

Pihaknya meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang mengambil langkah tegas.

BACA JUGA :  Trenggalek Dilanda Kemarau, Mobil Patroli Polisi Diubah jadi Gentong Air

“Kita minta pemerintah juga kalau dalam waktu dekat ini tidak dihentikan, jangan salahkan kami membuat aksi yang lebih besar lagi di Rembang atau Semarang (Kantor Gubernur Jawa Tengah),” urainya.

Menurutnya, aksi massa dimulai pukul 13.30 dan berakhir hingga 16.00 WIB.

“Sikap kami tegas kalau kami tidak satu saya tidak mungkin aksi bareng karena ini sama-sama persoalan lingkungan. Maka dari itu sedulur-sedulur kompak,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini