PATI – Mondes.co.id | Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati melaporkan jumlah produksi ikan hasil tangkapan nelayan pada awal tahun 2025, yakni Januari sampai dengan Februari.
Berdasarkan catatan yang dihimpun oleh DKP Kabupaten Pati, total tangkapan hasil laut nelayan sebesar 10 ribu ton atau 10.054.302 kilogram.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DKP Kabupaten Pati, Teguh Widyatmoko melalui Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap DKP Kabupaten Pati, Taryadi, nelayan Kabupaten Pati berhasil menangkap ikan dengan total 5,4 ribu ton atau 5.408.220 kilogram.
Sedangkan, jumlah tangkapan ikan pada Februari total 4,6 ribu ton atau 4.646.082 kilogram.
Menurutnya, terjadi penurunan hasil tangkapan laut dikarenakan faktor cuaca ekstrem. Hal itu memicu penurunan produksi yang terjadi pada Februari 2025.
“Januari total 5,4 ribu ton, di Februari ini menurun jadi 4,5 ribu ton lebih. Menurun bukan karena nelayan atau kami terkendala terkait perhitungan, tidak. Namun, karena faktor cuaca, mungkin Februari rendah, Maret ini akan naik drastis,” ujarnya kepada Mondes.co.id ketika ditemui, Rabu (26/3/2025).
Ia menjelaskan bahwa ekstremnya cuaca mengakibatkan gelombang laut tinggi, sehingga mempersulit nelayan untuk berlayar mencari ikan dan hasil tangkapan laut lainnya.
Kendati demikian, ia yakin hasil tangkapan bulan Maret ini akan jauh lebih meningkat.
Taryadi menjelaskan bahwa kondisi produksi ikan awal tahun dipengaruhi kondisi cuaca yang terjadi di akhir tahun 2024.
Pasalnya, bulan-bulan ini masih masa musim penghujan.
“Karena gelombangnya sangat tinggi, di sini (tepi laut) saja antara 2,5 meter sampai 3 meter, apalagi di tengah laut sana, tentunya bahaya. Di bulan Oktober hingga Desember belum melaut maksimal, sehingga Januari nelayan yang datang belum sepenuhnya, di Februari menurun sedikit,” urainya.
Selain itu, para nelayan kapal besar yang berlayar di laut lepas kesulitan mencari ikan.
Mereka kebanyakan memilih berlabuh di pulau-pulau ketimbang berlayar ataupun kembali berlabuh di perairan Kabupaten Pati.
“Karena Oktober, November, Desember itu kan ada cuaca ekstrem, gelombang tinggi tentu kapal besar tidak bisa berlabuh atau masuk ke TPI (Tempat Pelelangan Ikan) harus berlindung di pulau-pulau,” sebutnya.
Sedangkan, catatan tangkapan ikan pada bulan Maret tahun ini belum dapat dilaporkan karena menunggu statistik yang dihimpun dari DKP dan TPI.
Ikan layang yang terbiasa dikenal sebagai ikan pindang menjadi jenis ikan dengan jumlah produksi tangkapan terbanyak bagi nelayan Kabupaten Pati.
Menurut catatan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, jumlah tangkapan ikan layang pada Januari mencapai 2.085.348 kilogram
Sedangkan pada Februari mencapai 2.055.244 kilogram, atau senilai 2 ribu ton.
Selanjutnya, jumlah tangkapan terbanyak ada pada lemuru atau sero yang pada Januari mencapai 1.576.652 kilogram atau 1,5 ribu ton
Pada Februari, tangkapan ini mencapai 1.267.756 kilogram atau 1,2 ribu ton.
Kemudian, di urutan ketiga terdapat kuniran yang pada Januari totalnya 643.928 kilogram atau 640 ton dan pada Februari totalnya 568.812 kilogram atau 568 ton.
Berikutnya, jumlah tangkapan ikan terbanyak urutan keempat ditempati tongkol yang pada Januari totalnya 304.400 kilogram atau 304 ton.
Tangkapan bulan Februari totalnya 448.000 kilogram atau 448 ton.
Sedangkan di urutan kelima pada Januari ada ikan jenis mata besar dengan total 236.526 kilogram atau 236 ton.
Bulan Februari di urutan kelima ada ikan jenis manyung dengan total 70.252 kilogram atau 70 ton.
Di sisi lain, hasil tangkapan laut terendah nelayan yakni udang, yang mana pada Januari totalnya 1.030 kilogram dan pada Februari totalnya hanya 800 kilogram.
Urutan terendah kedua ada rajungan yang pada Januari totalnya 1.720 kilogram atau 1,7 ton dan pada Februari totalnya 56.205 kilogram atau 56 ton.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar