REMBANG – Mondes.co.id |Dalam tradisi Kejawen, neptu atau nilai hari kelahiran memiliki peran penting dalam memahami karakter, nasib, dan potensi seseorang.
Tiga neptu yang seringkali dianggap istimewa adalah Selasa Kliwon, Rabu Legi, dan Kamis Pahing.
Ketiganya diyakini memiliki energi yang kuat dan sering digunakan untuk melakukan tirakat atau laku spiritual.
Menurut para pelaku spiritual Kejawen, ketiga neptu ini memiliki kesamaan energi selama periode 40 hari.
Periode ini dianggap sakral dan sering dimanfaatkan untuk melakukan berbagai laku spiritual, seperti puasa, meditasi, atau ritual tertentu.
Selasa Kliwon memiliki neptu 11 (3 dari Selasa dan 8 dari Kliwon). Hari ini dianggap memiliki energi yang kuat dan sering digunakan untuk melakukan tirakat yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan spiritual atau memperoleh wahyu dan sering dipercaya memiliki energi pelindung yang kuat.
Rabu Legi memiliki neptu 12 (7 dari Rabu dan 5 dari Legi). Hari ini dianggap memiliki energi yang seimbang dan sering digunakan untuk melakukan tirakat yang bertujuan untuk meningkatkan kebijaksanaan atau memperoleh ketenangan batin.
Kamis Pahing memiliki neptu 17 (8 dari Kamis dan 9 dari Pahing). Hari ini dianggap memiliki energi yang besar dan sering digunakan untuk melakukan tirakat yang bertujuan untuk meningkatkan rezeki atau memperoleh kesuksesan dan dipercaya dapat mengangkat derajat dan rezeki orang tua.
Seorang pelaku spiritual Kejawen Mbah Suro Joyo Asal Rembang menjelaskan, ketiga neptu tersebut memiliki energi yang istimewa.
“Ketiga neptu ini memiliki energi yang istimewa, terutama dalam periode 40 hari setelah hari kelahiran. Pada periode ini, energi spiritual seseorang sedang berada pada puncaknya, sehingga sangat baik untuk melakukan tirakat,” jelasnya.
Ia menambahkan, tirakat yang dilakukan tergantung dengan tujuan masing-masing, sepeti halnya kekuatan spiritual, kebijaksanaan, rezeki, atau kesuksesan.
“Tirakat yang dilakukan pada hari-hari ini bisa bermacam-macam, tergantung pada tujuan masing-masing individu. Ada yang melakukan puasa untuk membersihkan diri dari energi negatif, ada yang melakukan meditasi untuk meningkatkan konsentrasi, dan ada pula yang melakukan ritual tertentu untuk memohon berkah dari Tuhan,” tambahnya.
Meskipun ketiga neptu ini dianggap istimewa, para pelaku spiritual Kejawen mengingatkan bahwa penting untuk menjaga keseimbangan dan memiliki niat yang baik dalam melakukan tirakat.
“Tirakat bukanlah ajang untuk pamer kekuatan atau mencari sensasi. Tirakat adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan meningkatkan kualitas diri. Oleh karena itu, penting untuk melakukannya dengan hati yang tulus dan niat yang baik,” pesan Suro Joyo.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar