Ternyata Begini Makna Tradisi Lelang di Klenteng Tjong Hok Bio Pati

waktu baca 2 menit
Selasa, 7 Okt 2025 17:23 0 63 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Ada cara unik yang dilakukan umat Tri Dharma di Kabupaten Pati untuk mengumpulkan dana, sekaligus melestarikan budaya leluhur.

DBHCHT TRENGGALEK

Bertempat di Klenteng Tjong Hok Bio, Desa Tluwah, Kecamatan Juwana, tradisi lelang menjadi agenda sakral yang digelar setiap tahun, tepatnya pada tanggal 15 bulan 8 Imlek dalam penanggalan Tionghoa.

Puluhan umat dan simpatisan berkumpul di halaman kelenteng untuk mengikuti ritual lelang yang berlangsung meriah pada Senin (6/10/2025) malam.

Beragam barang dilelang, mulai dari buah-buahan, kue tradisional, hingga gunungan kecil yang dikemas menyerupai parsel.

Menariknya, hasil lelang bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan digunakan sebagai dana kegiatan sosial dan budaya di kelenteng, termasuk perayaan Tahun Baru Imlek dan pertunjukan wayang potehi.

Tahun ini, panitia berhasil mengumpulkan Rp14,5 juta dengan tawaran tertinggi mencapai Rp1 juta.

Ketua Yayasan Klenteng Tjong Hok Bio, Edy Siswanto, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk penghormatan kepada Dewa Bumi, yakni Hok Tek Cheng Sin yang dipercaya sebagai pemberi rezeki dan keselamatan bagi umat manusia.

“Tujuannya untuk memohon keselamatan dan berkah dari Dewa Bumi. Tradisi ini sudah turun-temurun dari leluhur kami,” ujarnya kepada awak media, Selasa (7/10/2025).

Menurutnya, tradisi ini berawal dari kisah Raja Hok Tek Cheng Sin yang dahulu bertapa memohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar rakyatnya terbebas dari wabah bencana.

Doa sang raja dikabulkan, rakyat selamat, dan panen melimpah.

Sejak saat itu, masyarakat Tionghoa memperingati hari kelahiran Dewa Bumi dengan ritual syukur dan persembahan hasil bumi.

BACA JUGA :  Korsleting Arus Listrik, Rumah dan Kandang Sapi di Trangkil Hangus Terbakar

Di antara barang-barang lelang, pisang raja menjadi yang paling diburu peserta.

Selain karena simbol kemakmuran, pisang raja juga diyakini mengandung makna filosofis, sehingga pemenang lelang dipercaya akan mendapat keberuntungan dan kesempatan menjadi pemimpin di masa depan.

Salah satu peserta, Deddy Gunawan rela mengeluarkan Rp1 juta demi mendapatkan pisang raja tersebut.

“Pisang raja punya makna filosofis. Siapa yang mendapatkannya, semoga kelak menjadi orang yang bijak dan membawa manfaat bagi banyak orang,” tuturnya.

Bagi masyarakat Tionghoa Bumi Mina Tani, tradisi lelang di Klenteng Tjong Hok Bio bukan sekadar acara keagamaan, tapi juga sarana mempererat tali persaudaraan antarumat.

Serta sebagai wujud nyata menjaga warisan budaya leluhur di tengah arus modernisasi.

“Selama masih ada yang percaya dan menjaga, tradisi ini akan tetap hidup,” pungkasnya.

Editor; Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini