dirgahayu ri 80

Tangis Orang Tua yang Anaknya Ditahan Gara-gara Demo di Semarang 

waktu baca 2 menit
Selasa, 3 Jun 2025 18:15 0 318 Singgih Tri

SEMARANG – Mondes.co.id | Suasana halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah berubah menjadi panggung perjuangan batin dan simbol perlawanan.

Seorang ibu, perwakilan dari keluarga mahasiswa yang saat ini sedang ditahan oleh kepolisian,bdatang dengan hati penuh harap ke pemerintah dengan satu tujuan yakni bertemu langsung dengan Gubernur Jawa Tengah.

Namun, harapan itu tidak terkabul. Lantaran pada kemarin, Gubernur tak kunjung menemui mereka.

Kekecewaan tak membuat langkah mereka surut, didampingi mahasiswa dengan melanjutkan teatrikal yang penuh makna. Mereka berharap mahasiswa UNNES yang ditahan segera dibebaskan.

“Ini bukan sekadar aksi, ini jeritan hati seorang ibu, ini suara mahasiswa yang kian tak mendapat kepastian di balik jeruji sel. Kami mohon, Gubernur Jawa Tengah, dengarlah rakyatmu!” ungkap Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNNES, Kuat Nursiam saat dikonfirmasi Mondes.co.id, Selasa, 3 Juni 2025.

“Aksi tersebut harapannya menjadi atensi dari publik bahwa teman kami masih ada yang ditahan,” imbuhnya.

Pihaknya meminta agar pemerintah memediasi permasalahan ini, demi kebebasan mahasiswa yang ditahan.

“Segera bebaskan kawan kami. Segeralah pemerintah memediasi menyelesaikan masalah ini,” tegasnya.

Aksi itu dihadiri oleh keluarga mahasiswa yang ditahan, yakni ibu dan adiknya.

Dalam aksi, keluarga mahasiswa itu menabur bunga di depan gerbang Kantor Gubernur Jawa Tengah sebagai simbol duka dan kehilangan.

Bunga-bunga yang biasanya menjadi lambang kedamaian, kini menjadi bentuk protes sunyi atas keadilan yang dianggap tertunda.

Yang paling mencuri perhatian adalah tindakan ikonik dari Ketua BEM UNNES, yang melakukan topo pepe, tradisi Jawa berupa duduk berdiam diri di bawah terik matahari, sebagai bentuk laku prihatin dan permohonan rakyat kecil kepada pemimpinnya.

BACA JUGA :  Tak Hanya di Indonesia, Muhammadiyah Juga Mendunia

Dalam budaya Jawa, ini adalah simbol paling kuat dari rakyat yang mencoba menghadap raja dalam keadaan tertindas.

Aksi simbolik itu berlangsung damai, menggabungkan perasaan batin seorang ibu dengan semangat perjuangan mahasiswa yang tak menyerah.

Editor: Mila Candra 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini