Tanggul Sungai Nggono Jebol 5 Desa di Dua Kecamatan Alami Gagal Tanam

waktu baca 2 menit
Senin, 6 Des 2021 09:48 0 760 mondes

PATI-Mondes.co.id| Sebanyak 5 Desa di wilayah Kecamatan Gabus Kabupaten Pati mengalami gagal tanam. Hal itu disebabkan karena dampak dari luapan air sungai nggono yang berada di wilayah Kecamatan Winong meluap dan menjebol talud yang membatasi sawah di 5 desa tersebut.

Data yang dihimpun media, Luapan air sungai yang deras menjebol pembatas talud, sehingga ada ratusan sawah milik petani yang sekitar 1 bulan lalu baru ditanam padi, terendam banjir.

“Untuk wilayah Sunggingwarno ada sekitar 30 hektare sawah yang terendam banjir, sehingga sebagian para petani gagal tanam,” ungkap Kepala Desa Sunggingwarno Sumeri kepada wartawan Senin (6/12/2021).

Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Koripandriyo Sukahar. Menurutnya, Banjir akibat luapan sungai Nggono terjadi pada Sabtu (4/12/2021). Air yang meluap menggenangi ratusan hektare sawah milik petani.

“Kalau di desa Koripandriyo ada sekitar 30 hektare sawah yang tergenang, namun kalau keseluruhan bisa mencapai ratusan, karena ada di 5 Desa, yang terdampak,” ujarnya.

Saat ini, Lanjut Dia, Warga yang sawahnya terdampak dibantu dengan TNI/Polri melakukan perbaikan tanggul yang jebol, bahkan dari BBWS dan Dinas DPUTR juga sudah melakukan pengecekan terkait dengan jebolnya tanggul yang membanjiri sawah milik petani.

“Ada 5 Desa, yakni sunggingwarno, Soko, Gempolsari, Koripandriyo, Banjarsari. Dan saat ini warga sedang melakukan perbaikan dibantu TNI/Polri,” katanya.

Sementara Doni, salah satu warga Desa Gempolsari berharap agar Pemerintah Daerah bisa segera memperbaiki tanggul yang jebol. Pasalnya, Jangan sampai dengan adanya curah hujan yang tinggi, akan terjadi banjir susulan yang mengakibatkan nantinya para petani gagal panen.

BACA JUGA :  Minimalisir Sebaran PMK pada Hewan, Disnak Trenggalek Intensifkan Cegah Dini dan Sosialisasi

“Saya berharap agar Pemda bisa melihat kondisi tanggul di sepanjang sungai Nggono, dan kalau bisa ada revitalisasi atau rehab, agar tidak terjadi banjir lagi, yang nantinya bisa berdampak ke para petani, yang sawahnya berada di sepanjang aliran sungai,” harapnya.

(Hdr/Mondes)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini