PATI – Mondes.co.id | Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Cabang (KC) Pati, Nur Hardiansyah mengungkapkan stok cadangan beras pemerintah saat ini sebanyak 65.430 ton.
Pasokan ini untuk memenuhi kebutuhan di Kabupaten Pati, Kudus, Rembang, Blora, dan Jepara.
Penyaluran beras tersebut untuk beberapa agenda, meliputi Bantuan Pangan, beras Stabilisasi Pokok Harga Pangan (SPHP), dan tanggap darurat bencana.
Dalam penyaluran Bantuan Pangan, Bulog menunggu instruksi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).
“Stok beras sampai saat ini per tanggal 20 Oktober 2025 sebanyak 65.340 ton yang berada di lima kabupaten. Untuk penyalurannya ada beberapa yakni SPHP, Bantuan Pangan, dan kebutuhan tanggap darurat bencana alam atau menunggu perintah untuk mengeluarkan, cuma saat ini belum ada beras keluar, karena secara aturan biasanya semua daerah itu punya jatah per tahun 100 ton, tetapi itu renewable tidak terakumulasi,” urainya kepada Mondes.co.id, Selasa, 21 Oktober 2025.
Ia menjelaskan bahwa cadangan beras untuk tanggap bencana dikeluarkan per tahun 100 ton di setiap masing-masing daerah.
Namun, biasanya pemerintah daerah (Pemda) memiliki cadangan beras sendiri.
“Kalau misal ada bencana atau gagal panen, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) itu menggunakan cadangannya sendiri yang di bawah Dinas Ketahanan Pangan, nanti kalau habis baru mengajukan ke beras cadangan,” ungkapnya.
Untuk penyaluran, pihaknya menunggu perintah Bapanas.
“Setiap kali Bulog menyalurkan beras karena kami sebagai operator, jadi kami menunggu perintah Bapanas selaku regulatornya,” imbuh Nur Hardiansyah.
Lebih lanjut, ia menerangkan sampai saat ini sudah ada penugasan empat bulan alokasi di tahun 2025.
Bantuan Pangan untuk Juni-Juli sudah terealisasi, pada Oktober-November juga akan ada Bantuan Pangan lagi.
“Bantuan Pangan untuk tahun ini yang sudah ada penugasan empat bulan. Kemarin alokasinya Juni-Juli, nah ini selanjutnya akan disalurkan dua bulan lagi untuk alokasi Oktober-November,” ujarnya.
Ia menyebut, alokasi Bantuan Pangan tersedia 4.000 ton beras per bulan.
Alokasi itu berdasarkan pendataan penerima dari Bapanas maupun Kementerian Sosial (Kemensos).
“Untuk beras Bantuan Pangan untuk Bulog Kantor Cabang Pati 4.000 per bulan, untuk besok ini 8.000 ton untuk dua bulan. Kami dapat data dari Bapanas, kemudian Bapanas dapat dari Kemensos, data udah fix,” paparnya.
Di samping itu, untuk SPHP sendiri disalurkan di situasi tertentu.
Pada tahun 2025, beras SPHP disalurkan pada Januari sampai dengan Maret, lalu disalurkan kembali pada September.
“Kalau SPHP sendiri teknis penyalurannya penyalurannya sesuai perintah dari Bapanas. Untuk tahun ini ada beberapa jeda, kayak kemarin Januari sampai Maret jalan, lalu Maret mulai panen, maka SPHP demi fokus untuk penyerapan cadangan berasnya,” tuturnya.
Selain itu, ia menyampaikan jika beras SPHP disalurkan menyesuaikan tingginya harga beras di masyarakat.
Dalam setiap hari, kebutuhan beras SPHP tersalur 500 ton.
“Terus SPHP disalurkan lagi September, baru dibuka lagi, kalau sekarang Insya Allah sampai Desember ada beras SPHP. Kalau SPHP menyesuaikan harga beras di pasar, kalau panen raya harga turun dan waktu paceklik juga berubah,” terangnya.
Di sisi lain, ada Gerakan Pangan Murah (GPM) yang berjalan sesuai permintaan dari Pemda setempat, kepolisian resor (Polres) setempat, maupun komando distrik militer (Kodim) setempat.
“GPM sepanjang tahun, di beberapa kabupaten ada program berbeda-beda, kalau diperlukan kami jalan. GPM sesuai permintaan Polres, Kodim, dinas, macam-macam sesuai permintaan dan kebutuhan daerah,” jelasnya.
Nur Hardiansyah berharap program Bantuan Pangan dan SPHP membantu meringankan beban ekonomi masyarakat kalangan menengah ke bawah.
Harapannya pula agar bantuan beras yang disalurkan ini dapat mengontrol harga yang beredar, sehingga kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi.
“Harapan kami dengan program tersebut (SPHP dan Bantuan Pangan) membantu masyarakat terutama menengah ke bawah, dalam arti harga sangat berpengaruh pada kehidupan mereka. Harapannya dua program utama itu bisa menjaga harga beras stabil sampai akhir tahun, bahkan mulai panen raya harga terjangkau, sampai paceklik harga terkontrol,” ungkapnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar