Serunya Wisata Petik Durian di Kabupaten Pati

waktu baca 2 menit
Selasa, 31 Des 2024 13:38 0 431 Harold

PATI – Mondes.co.id | Desa Sampok, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, semakin populer sebagai destinasi wisata.

Keberadaan kebun-kebun durian di Desa Sampok menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi para pecinta durian.

Sehingga, bukan hal yang mustahil jika desa ini mendeklarasikan diri sebagai Kampung Durian di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani.

Di destinasi wisata ini, pengunjung dapat langsung memetik durian segar dari pohonnya. Mengingat, ada sejumlah varietas durian yang terbilang memiliki pohon kerdil.

Berbagai varietas durian lokal berkualitas seperti Montong, Musang King, dan Bawor siap memanjakan lidah.

Selain itu, suasana pedesaan yang asri dan udara segar khas lereng Pegunungan Muria, menjadi nilai tambah wisata ini.

Pengelola wisata petik durian, Subuh Wihariko, mengatakan jika tidak hanya wisatawan lokal saja yang berkunjung ke agrowisata durian, tetapi juga pelancong dari Jakarta.

Wisatawan mulai banyak, terlebih pada musim liburan sekolah dan Natal-Tahun Baru (Nataru) seperti pada bulan Desember sekarang ini, yang juga bertepatan dengan musim durian.

“Pengunjung banyak, dari Kudus, kalau sudah pernah ke sini biasanya by telepon suruh kirim. Dari Jakarta juga banyak,” ujarnya, Selasa (31/12/2024).

Kebun durian yang dikelolanya memiliki luas lahan 4 hektare. Di sana, terdapat sebanyak ratusan pohon durian dari berbagai jenis.

“Total ada 250 pohon durian. Mulai dari Musang King hingga Duri Hitam. Hampir semua jenis ada,” tambahnya.

Dia mematok harga duriannya bervariasi, tergantung jenis dan besar buah.

Untuk durian Bawor langsung dari kebun, seharga Rp100 ribu.

BACA JUGA :  Jepara Kembangkan Iklim Riset Mulai Tingkat Pelajar

Lalu durian jenis Musang King, Rp200 ribu per kilo.

“Yang duri hitam sampai Rp300 ribu per kilo, paling malah super tembaga Rp400 ribu per kilogram,” imbuhnya.

Agrowisata durian di Kecamatan Gunungwungkal ini, tidak hanya menawarkan pengalaman wisata yang unik, tetapi juga berpotensi besar meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini